Sejumlah Produsen Mobil Hentikan Bisnis di Rusia


Sejumlah produsen mobil menghentikan bisnis di Rusia (Foto: pixabay/mikes-photography)
SEJUMLAH produsen mobil dan truk global, termasuk Motors Co dan DAimler Truck Jerman, menangguhkan beberapa bisnis d Rusia. Hal tersebut dilakukan setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Sejak pekan lalu Rusia menginvasi Ukraina, hal itu menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Buntut dari serangan tersebut, banyak perusahaan yang menghentikan operasinya di Rusia, menyusul sanksi Barat terhadap Rusia.
Baca Juga:
Mengenal Pasukan Chechnya yang Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina
Seperti halnya raksasa energi BP Plc, investor asing terbesar di Rusia. Menurut laporan seperti yang dikutip dari laman reuters, BP Plc mengumumkan pada akhir pekan, bahwa perusahaan itu meninggalkan 20 persen sahamnya di Rosneft, yang dikendalikan negara dengan biaya hingga 25 miliar dolar.

Pada hari Senin (28/2), General Motors (GM) mengatakan, bahwa pihaknya akan menangguhkan semua ekspor kendaraan ke Rusia, sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut.
Perusahaan yang berbasis di detroit tersebut tidak memilik pabrik di Rusia, hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan setiap tahun di sana, dan memiliki rantai pasokan yang terbatas.
"Kami bersama rakyat Ukraina, hilangnya nyawa merupakan sebuah tragedi dan perhatian utama kami adalah keselamatan orang-orang di kawasan itu," jelas GM pada sebuah pernyataan.
Sementara itu, Produsen mobil asal Swedia, Volco Cars, mengatakan bahwa mereka akan menghentikan pengiriman mobil ke pasar Rusia, hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Juru bicara Volvo menjelaskan, bahwa produsen mobil mengekspor kendaraan ke Rusia dari pabrik di Swedia, Tiongkok dan Amerika Serikat. Berdasarkan data industri, Volvo telah menjual sekitar 9.000 mobil di Rusia pada tahun 2021.
Sementara itu, Volkswagen di Rusia untuk sementara menghentikan pengiriman mobil ke diler hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Baca Juga:
Sebelumnya, Volkswagen mengatakan, bahwa akan menghentikan produksi selama beberapa hari minggu ini, pada dua pabrik di Jerman setelah penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.

Kemudian produsen mobil lainnya yakni Daimler Truck, menyatakan akan membekukan kegiatan bisnisnya di Rusia, termasuk kerjasama pembuatan truk Rusia Kamaz, yang 47 persen dimiliki kolomerat asal Rusia, Rostec.
Menurut laporan surat kabar Handelsblatt, Mercedes-Benz Grop pun mencari opsi hukum untuk melepaskan 15 persen sahamnyadi Kamaz secepat mungkin. Juru bicara Mercedes mengatakan, bahwa kegiatan bisnis itu harus dievaluasi ulang, mengingat peristiwa invasi Rusia ke Ukraina.
Tak hanya itu, produsen mesin truk AS Cummins Inc, juga menolak membahas hubungannya dengan Kamaz. Pihaknya memperkirakan sejumlah dampak bisnisnya di Rusia. Namun sayangnya tidak ada rincian detail rencana tersebut. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
