Sejumlah Alasan di Balik Anjloknya Elektabilitas Anies Baswedan


Bacapres Anies Baswedan ketika memberikan kuliah kebangsaan di FISIP UI. ANTARA/Feru Lantara
MerahPutih.com - Elektabilitas Anies Baswedan seolah sulit menembus level atas dalam beberapa hasil survei. Bahkan, suaranya cenderung jauh di bawah dua pesaingnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Peneliti dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, rendahnya elektabilitas Anies karena belum bergeraknya Koalisi Perubahan secara efektif.
"Stagnasi itu akibat proses negosiasi yang belum selesai, yang diindikasikan belum kompaknya ritme langkah partai pendukung Anies," kata Umam kepada wartawan di Jakarta, Kamis (31/8).
Baca Juga:
[HOAKS ATAU FAKTA]: Tolak Ganjar, Gibran Pilih Jadi Cawapres Anies
Umam menilai, salah satu penyebab menurunnya elektabilitas Anies karena terkait kesiapan dalam mengumumkan cawapres.
Misalnya, di saat PKS dan Demokrat mengklaim siap mendeklarasikan pasangan capres-cawapres dan membentuk infrastruktur pemenangan Anies, partai koalisi lain tak mengikuti langkah serupa.
"NasDem justru tampak bersikeras mengulur waktu hingga menit-menit terakhir (last minute)," tambahnya.
Umam menilai, tidak bergeraknya NasDem kemungkinan besar disebabkan oleh situasi di mana partai tersebut tersandera oleh tangan-tangan kekuasaan yang tak terlihat atau the invisible hand.
"Paloh (Ketum Umum NasDem Surya Paloh) cenderung memilih diam, mengulur waktu, dan tidak segera memutuskan nasib keberlanjutan pencapresan Anies," katanya.
Baca Juga:
Survei LSI: Ganjar Kalahkan Prabowo, Anies Makin Terbenam
Umam menyebut, Anies yang seharusnya tampil agresif memimpin koalisi, kini juga ikut-ikutan diam menyaksikan koalisinya stagnan.
Bahkan, Anies dinilai belakangan tampak semakin gamang dan tidak cukup keberanian untuk mengkritik kebijakan pemerintahan yang ia klaim hendak diubah.
Selain terancam tidak akan mendapatkan efek ekor jas (coat tail effect) dari pencapresan Anies, PKS dan Demokrat kini juga tampak mulai gusar setelah merasakan koalisinya seolah tidak ada kemajuan.
"Tidak ada kesetaraan dalam pengambilan keputusan di internal koalisi, dan tidak ada keseriusan untuk bergerak bersama," katanya.
Sebelumnya, LSI merilis survei elektabilitas calon presiden menjelang Pilpres 2024.
Dalam simulasi 3 nama, bakal capres PDIP Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas 37 persen, diikuti bakal capres Gerindra Prabowo Subianto 35,3 persen dan bakal capres NasDem Anies Baswedan 22,2 persen. (Knu)
Baca Juga:
Heru Budi Respons soal Nasib TKD ASN yang Dipotong Anies saat Pandemi
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Politik Thailand Kembali Bergejolak, PM Sementara Ajukan Pembubaran Parlemen dan Pemilu Baru

Ribuan Ojol hingga Anies Antarkan Jenazah Affan Kurniawan yang Dilindas Mobil Rantis Brimob ke Liang Lahat

Tutup Rakernas, Surya Paloh Targetkan NasDem Masuk 3 Besar Pemilu 2029

NasDem Siap Tantang Partai Besar, Punya Strategi Khusus Rebut Tiga Besar Pemilu 2029

DPR Mulai Bahas Pilihan Alternatif Model Pilkada, Usulan PKB Gubernur Ditunjuk Presiden Belum Ada Yang Nolak

Anies Minta Jangan Dulu Undang Tom Lembong ke Berbagai Acara, Biarkan Nikmati Bersama Keluarga

Anies akan Temui Tom Lembong di Rutan Cipinang dan Beri Waktu untuk Curhat

Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar

Legislator Ungkap Keuntungan dari Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal

[HOAKS atau FAKTA]: Giring Peringatkan Anies Tak Lagi Terjun ke Politik karena Kerap Bikin Gaduh
![[HOAKS atau FAKTA]: Giring Peringatkan Anies Tak Lagi Terjun ke Politik karena Kerap Bikin Gaduh](https://img.merahputih.com/media/73/5e/c5/735ec5e829ef299632ab6d7313bb86b8_182x135.jpg)