Manjo ka Tanah Minahasa

Sejarah Asal Mula Orang Jaton Minahasa

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Selasa, 18 September 2018
Sejarah Asal Mula Orang Jaton Minahasa

Ilustrasi zaman perang Jawa atau perang Diponegoro. (Foto/wikipedia.org)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MESKI kas terus terkuras dan korban terus berjatuhan, Jenderal HM de Kock tak pernah berhenti untuk terus mengejar pasukan Diponegoro.

Pada 1828, Panglima Perang sekaligus Penasehat Agama Dipanegoro, Kyai Modjo ditangkap Belanda dan diasingkan ke daerah terpencil. Mulanya, dari Jawa ia dibuang ke Batavia (Jakarta).

Ilustrasi perang Jawa atau perang Diponegoro. (Foto/steemit.com)
Ilustrasi perang Jawa atau perang Diponegoro. (Foto/steemit.com)

"Tak lama di Batavia, Kyai Modjo dan pengikutnya diasingkan Belanda sebagai tahanan politik ke Minahasa, Sulawesi Utara," tulis buku 'Khazanah Islam, Perjumpaan Kajian dengan Ilmu Sosial' halaman 122.

Modjo dan pengikutnya tiba di Minahasa pada 1828. Dengan cepat meraka bersosialisasi dengan masyarakat setemapt. Saking dekatnya, 63 pengikut Modjo yang tersisa menikahi wanita asli Minahasa untuk melanjutkan keturunan.

Setelah mengasingkan Modjo dan pengikutnya, Belanda menjadikan Minahasa sebagai tempat pengasingan favorit tahanan politiknya. Tercatat, penentang VOC dari Sumatera, Kalimantan, dan Maluku juga dibuang ke sana. "Termasuk Pangeran Perbatasari dari kerajaan Banjar yang ditangkap VOC saat berada di Kutai," tulis buku tersebut.

Minahasa mendadak ramai, para tahanan politik dan penduduk setempat menjalin hubungan emosional yang dekat. Beragam suku yang berada disana tak bisa menghindari nikah silang atarsuku. Dari pernikahan itulah kelak lahir etnis di daerah Tondano atau kampung Jawa. Percampuran tersebutlah yang mempengaruhi budaya, kesenian hingga bahasa Jawa di Tondano.

Pengaruh Bahasa

Kinayati Djojosuroto dalam risetnya mengungkapkan bahwa bahasa Jaton berasal dari perpaduan bahasa Jawan dan Minahasa. Ia mengambil contoh beberapa konsonan kata yang sering diucapkan masyarakat Jaton.

Pribahasa endonomi sego wia kure' (ambil nasi di belanga), minemo lukuni lepo (sudah selesai membajak sawah), siwola jangan gudangan (buatkan sayur gudangan), endoni nendok wia ki petarangan wo tu godoken ale (ambil telur dipetarangan lalu rebuslah).

Kinayati memyadari kata-kata itu sekarang mulai tergerus zaman. Namun ia tetap optimis dan akan mempertahankan warisan leluhurnya.

"Kami berusaha melanjutkan warisan tradisi yang ditinggalkan leluhur kami. Apa yang dinilai baik akan kami lestarikan," kata Fadhila Djojosuroto, generasi ke-8 keturunan pasukan Kyai Modjo seperti dilansir Kompas. (*)

Baca Juga: Waruga Sawangan, Cara Penguburan pada Suku Minahasa

#Manjo Ka Tanah Minahasa #Tradisi #Tradisi Jawa #Tradisi Unik #Budaya Jawa
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
GEMFest 2025 Berhasil Menyulap Kesenian Gamelan Jadi Gemerlap dan Kekinian
Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest) 2025 digelar pada 22-23 Agustus. Acara ini mempertemukan musik gamelan dan seniman kenamaan.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
GEMFest 2025 Berhasil Menyulap Kesenian Gamelan Jadi Gemerlap dan Kekinian
Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Lifestyle
Kapan Malam 1 Suro 1959? Ini Tanggal dan Makna Spiritualnya
Malam 1 Suro 1959 akan berlangsung pada Kamis malam, 26 Juni 2025, bertepatan dengan malam Jumat Kliwon yang diyakini penuh muatan spiritual dalam budaya Jawa.
ImanK - Minggu, 22 Juni 2025
Kapan Malam 1 Suro 1959? Ini Tanggal dan Makna Spiritualnya
Lifestyle
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Aksi ini digelar setelah pemerintah daerah di Korea menggelar kembali turnamen adu banteng meskipun ada kekhawatiran terkait dengan wabah penyakit kaki dan mulut baru-baru ini.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Indonesia
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Hingga kini tradisi Kupatan masih eksis. Masyarakat muslim berbondong-bondong berpuasa sembari menyiapkan ketupat dengan ragam bentuknya
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 April 2025
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Fun
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Pastikan April Mop untuk bersenang-senang dan membuat orang lain tertawa, bukan untuk menyakiti atau membuat mereka marah.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 April 2025
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Tradisi
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi sungkeman eksis sebagai bagian kultur budaya lokal Indonesia yaitu 'tata krama'.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi Bau Nyale menjadi terkenal dan berkembang pesat karena legenda di baliknya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 20 Februari 2025
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Bagikan