Terdapat Batu Dari Tahun 25 SM di Lubang Pembuangan Roma


(Foto: travelandleisure)
SEBUAH lubang pembuangan raksasa dibuka di piazza yang berada di luar Pantheon Roma bulan lalu, menemukan batu yang berasal dari sekitar tahun 27-25 SM. Lubang pembuangan yang dibuka di Piazza della Rotonda pada tanggal 27 April ini berukuran sekitar tiga meter persegi dengan kedalaman sekitar 2,4 meter, menurut outlet Italia Ansa.
Tujuh lempengan batu travertine, yang merupakan bagian dari paving asli ketika Pantheon dibangun, terekspos di bawah batu bulat yang saat ini dikenal dengan kota Roma. Untungnya menurut The Local Italy tidak ada seorang pun yang berada di sekitar trotoar yang runtuh karena sedang ada pembatasan lockdown COVID-19.
Baca juga:
5 Kuil Terbaik di New Delhi, India, Fotografi Sangat Terbatas

"Beruntung, daerah itu sedang ditutup. Bisa menjadi perangkap yang sangat berbahaya di saat orang-orang Roma dan ribuan turis sedang menikmati periode “normal” di tengah musim semi yang indah," surat kabar La Stampa melaporkan dan diterjemahkan oleh The Local Italy.
Baca juga:

Runtuhnya lubang pembuangan bukanlah kejadian yang jarang terjadi di Roma. Selama sekitar 100 tahun terakhir ini, runtuhnya lubang pernah terjadi di seluruh kota. Namun dalam dekade terakhir ini, jumlah lubang pembuangan yang runtuh meningkat tiga kali lipat. Pada tahun 2018 telah memecahkan rekor dengan adanya 175 runtuhan lubang pembuangan di seluruh kota.
Pejabat setempat menghubungkan kejadian yang terjadi secara tiba-tiba ini dengan fakta bahwa sebagian besar area Roma berdiri di tanah yang lembut dan berpasir. Khususnya Roma bagian Timur, sangat rentan terhadap runtuhnya lubang pembuangan. Di sini merupakan tempat banyak material digali pada zaman kuno. Ketika mobil dan skuter melaju di sepanjang jalan ini, getarannya dapat memicu runtuhnya lubang pembuangan.
Pada tahun 2018, kota ini mengeluarkan rencana multi juta euro untuk memperbaiki jalan-jalannya namun eksekusi berjalan lambat. Rilis pers dari Superintendence Roma mengatakan lubang tersebut pertama kali ditemukan pada 1990-an. Ketika pihak berwenang setempat memasang saluran layanan, mereka menemukan batu. Alih-alih menggali artefak, mereka memilih untuk meninggalkannya di bawah tanah. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Nasib Pemain Serie A di Ujung Tanduk! Gaji Bakal Dipotong Jika Timnya Degradasi

Transformasi Sang Badak, Harapan Italia Akhiri Kutukan Gagal Lolos Piala Dunia

Era Baru Gli Azzurri Segera Dimulai! Gennaro Gattuso Resmi Jadi Nahkoda Timnas Italia

Andil Anak Gawang di Balik Lolosnya Jerman ke Semifinal UEFA Nations League, Cepat Berikan Bola saat Italia Lengah

Prediksi Jerman vs Italia: Perburuan Tiket Semifinal UEFA Nations League 2024/25

Terjun ke Air Mancur Trevi di Roma, 3 Turis Selandia Baru Dilarang Seumur Hidup Masuk ke Destinasi Itu

Kondisi Paus Fransiskus Dikabarkan Sedikit Membaik, Bisa Bangun dan Duduk

Yohanes Mustamu Memulai Ekspedisi Skuter Listrik RI-Italia dari Halim

Jaan Roose Meniti Slackline Terpanjang di Dunia, Sebrangi Selat Messina di Italia
