Transformasi Sang Badak, Harapan Italia Akhiri Kutukan Gagal Lolos Piala Dunia


Gennaro Gattuso. ANTARA/Anadolu/aa.
MerahPutih.com - Gennaro Gattuso akhirnya ditunjuk sebagai pelatih baru tim nasional (Timnas) Italia. Legenda AC Milan itu mengisi posisi yang ditinggalkan Luciano Spalletti.
Siapa yang bisa melupakan sosok Gennaro Gattuso? Julukan “Rhino” atau “Sang Badak” bukan sekadar bualan. Tubuh kekar, rambut gondrong, tatapan membara, dan kaki yang tak kenal lelah. Liar dan tangguh layaknya badak.
Gattuso adalah simbol determinasi, loyalitas, dan semangat tanpa kompromi. Bersama AC Milan, dia meraih dua trofi Liga Champions, dua gelar Liga Italia, dan menjadi bagian dari era emas Rossoneri yang ditakuti di Eropa.
Di tim nasional, dia merupakan bagian tak tergantikan dari skuad yang menaklukkan dunia pada Piala Dunia 2006, berduet dengan Andrea Pirlo, seperti yin dan yang: satu penuh seni, satu penuh bara.
Baca juga:
Era Baru Gli Azzurri Segera Dimulai! Gennaro Gattuso Resmi Jadi Nahkoda Timnas Italia
Transformasi Sang Badak
Namun begitu gantung sepatu pada 2013, Gattuso tidak langsung menapaki jalan mulus sebagai pelatih. Dilansir Antara, Gatusso memulai karier kepelatihannya dari titik paling dasar, melatih klub Swiss Sion. Setelah itu, dia menuju Palermo sebelum akhirnya bergabung dengan OFI Crete FC.
Lalu, Gattuso berkarier cukup lama di AC Pisa, yang sukses dibawa promosi ke Serie B dengan bujet minim dan segala keterbatasan fasilitas. Dia memimpin Pisa dalam 84 pertandingan dari 2015 hingga 2017.
Kiprah awal Gattuso sebagai juru taktik memang agak kurang meyakinkan. Baru saat kembali ke Milan, sebagai pelatih, namanya mulai kembali mengisi halaman depan. Meski tidak membawa trofi, Gattuso dihormati karena menyelamatkan stabilitas ruang ganti.
Puncaknya datang saat menukangi Napoli dan membawa klub Italia Selatan itu menjuarai Piala Italia pada 2020. Tropi yang menunjukkan Gattuso tidak hanya bisa berteriak di pinggir lapangan, tapi juga membentuk tim yang kompak dan bermain efektif.
Baca juga:
Menariknya, gaya main yang diusung Gattuso ternyata berkembang jauh dari karakternya dulu sebagai pemain. Dia banyak mengadopsi prinsip sepak bola modern: penguasaan bola, tekanan tinggi, membangun serangan dari bawah, dan menekankan kerja kolektif daripada duel satu lawan satu.
Akhiri Kutukan
Hampir dua dekade sejak mengangkat trofi Piala Dunia 2006 bersama Italia, Gattuso kembali ke skuad Azzuri, bukan sebagai jangkar lini tengah, tetapi pelatih kepala Timnas.
Kini, harapan seluruh rakyat Italia berada di pundak sang Badak. Tugas pertamanya adalah mengantarkan Gli Azzurri lolos putaran final Piala Dunia 2026, setelah absen berturut-turut dalam dua gelaran sebelumnya.
Italia saat ini menempati posisi ketiga di Grup I kualifikasi Piala Dunia. Mereka dijadwalkan menjamu Estonia di Bergamo pada 5 September, lalu menghadapi Israel di Hongaria tiga hari kemudian. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Sampaikan Pendapat Usai Dipecat bersama Patrick Kluivert, Alex Pastoor: Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia Tidak Logis

Terima Pujian jika Capai Target, Gennaro Gattuso: Saya Akan Mundur Apabila Timnas Italia Tidak Lolos Piala Dunia

Resmi Dipecat PSSI, Kluivert Dinilai Kalah dari Hukum Sepak Bola

Ole Romeny Sampaikan Pesan Haru Usai Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026

Verdonk Yakin Kegagalan Timnas Indonesia Main di PIala Dunia 2026 Sebagai 'Penyulut Api' untuk Upgrade Kekuatan

Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Kevin Diks Merasa Hampa

Ditanya Soal Masa Depan di Skuad Garuda, Patrick Kluivert Tak Punya Jawaban

Skuad Garuda Gagal Terbang ke Piala Dunia, Patrick Kluivert Kecewa Tapi Bangga

Mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Ambyar! Erick Thohir Curhat Pilu di Medsos

Rapor Patrick Kluivert: Lulusan Barcelona Melatih Indonesia, Hasilnya Bikin Geleng-Geleng Kepala
