Media Sosial

Sebelum Menggunakan Clubhouse, Cek Kelebihan dan Kekurangannya

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 19 Februari 2021
Sebelum Menggunakan Clubhouse, Cek Kelebihan dan Kekurangannya

Mengetahui kelebihan dan kekurangan Clubhouse sebelum menggunakannya. (Foto: Unsplash/@Dmitry Mashkin)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

APLIKASI Clubhouse sedang berada di atas angin. Meskipun popularitasnya baru melejit kurang lebih setahun setelah pembuatannya, media sosial itu kini jadi salah satu yang patut diperhitungkan. Tak sedikit yang mengunduhnya karena mengalami fear of missing out atau FOMO.

Rasanya belum keren kalau tidak bergabung dalam ruang pembicaraan dengan topik-topik berat nan serius (atau justru topik receh yang dikemas ala zaman now). Namun sebelum memutuskan untuk menggunakannya, kenali dulu kelebihan dan kekurangan aplikasi ini.

Baca juga:

Elon Musk Dalang di Balik Kehebohan Clubhouse

Kelebihan Clubhouse

Sebelum Menggunakan Clubhouse, Cek Kelebihan dan Kekurangannya
Clubhouse dapat memperluas jaringan dan mempertemukan orang dengan topik dan minat yang sama. (Foto: Unsplash/@Adem AY)

Ada sejumlah alasan mengapa media sosial tersebut mampu menarik minat muda mudi Indonesia dan bahkan dunia. Pertama, Clubhouse dapat berfungsi untuk memperluas koneksi dan jaringan, bukan hanya dalam melainkan juga luar negeri.

Penggunanya bisa berkenalan dengan orang lain melalui topik, minat, serta ketertarikan pada suatu hal yang sama. Apalagi di setiap halaman profil, 'user' bisa menyertakan media sosial Instagram dan Twitter untuk dijangkau orang lain.

Berkat fiturnya yang hanya menyertakan audio ternyata membuat penggunanya merasa lebih nyaman sebab kita tidak perlu menampilkan wajah. Selain itu, di dalamnya kita bisa keluar masuk dari satu room ke lainnya tanpa ketahuan. Tentu saja hal ini sangat memudahkan ketika kita merasa tidak enakan untuk meninggalkan sebuah percakapan.

Ada pula sistem yang membuat pendengar bisa mengangkat tangan dan dipersilahkan berbicara oleh moderator. Walaupun hanya berbentuk suara dan sekilas mirip podcast, namun aplikasi ini membuat media sosial pesan suara jadi terkesan lebih interaktif. Tanya jawab bisa dilakukan secara langsung dan tertata karena diatur oleh moderator. Juga akan meminimalisasi kemungkinan gangguan suara.

Alasan terakhir yang membuat banyak orang menyukainya mungkin disebabkan karena topik pembicaraannya yang berbobot. Sejak awal, Clubhouse secara tidak langsung menjadi sebuah wadah untuk pembicaraan penting yang relate dengan banyak orang.

Pemilihan isi konten yang dibicarakan terkesan lebih serius dan penting sehingga menambah wawasan dan ilmu. Ini jadi cara yang lebih menyenangkan dibandingkan mengikuti webinar berbayar. Namun tidak menutup kemungkinan juga room dibuat untuk membicarakan hal receh yang mengundang tawa.

Baca juga:

Disuntik Rp1,4 triliun, Clubhouse Berpotensi Pimpin Pasar Platform Media Sosial

Kelemahan Clubhouse

Sebelum Menggunakan Clubhouse, Cek Kelebihan dan Kekurangannya
Clubhouse sulit diakses sehingga menimbulkan kesan eksklusif. (Foto: Unsplash/@Josh Rose)

Sama halnya dengan koin yang memiliki dua sisi, Clubhouse juga mempunyai kekurangan atau kelemahannya sendiri. Ketika melihat fitur layananannya, sampai saat aplikasi buatan Paul Davidson dan Rohan Seth itu baru tersedia untuk iOs saja. Padahal tak sedikit masyarakat yang memakai Android. Tentunya ini sangat membatasi kesempatan serta peluang bagi pengguna Android untuk memberikan pelajaran ataupun mendapatkan 'insight' baru.

Saat melihat legalitasnya, ternyata Clubhouse jadi sasaran Kominfo. Hal tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 mengenai Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.

Isinya mewajibkan setiap platform media sosial, transaksi elektronik, serta cloud computing untuk mendaftarkan diri ke Kominfo. Dan sampai saat ini, layanan Clubhouse belum terdaftar sehingga ada ancaman untuk diblokir jika tidak mendaftar sebelum Mei 2021.

Kelemehan berikutnya terletak pada sistem undangan dan kesulitan orang dalam mendaftar aplikasi ini. Pada awalnya, Clubhouse terkenal karena sisi eksklusivitasnya. Tampaknya tidak semua orang bisa untuk masuk di dalamnya yang akhirnya menambah ketertarik banyak orang.

Bahkan sampai ada pihak yang menjual undangan Clubhouse di toko virtual. Secara tidak langsung, hal ini malah menimbulkan fenonema pembagian kelas yang seolah-olah menggambarkan bahwa mereka yang dapat mengaksesnya lebih hebat dibandingkan yang tidak. Padahal belum tentu demikian.

Opini ini sempat dikemukakan oleh sejumlah selebritas Korea Selatan yang menganggap bahwa aplikasi Clubhouse hanya menimbulkan perasaan superior. (sam)

Baca juga:

Pro Kontra Clubhouse di Kalangan Artis K-Pop

#Media Sosial #Tren Media Sosial #Clubhouse #Aplikasi Smartphone
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Polisi kini masih memburu akun media sosial, yang menyebarkan provokasi demo hingga penjarahan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Indonesia
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, penyidik tidak melakukan penahanan terhadap CS, melainkan mewajibkan yang bersangkutan untuk melapor dua kali dalam sepekan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Indonesia
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo sebelumnya mengemukakan rencana untuk memanggil penyedia platform media sosial seperti Meta dan TikTok guna membahas penanganan konten-konten provokatif di media sosial.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Lifestyle
Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Polisi Prancis kini menyelidiki kematian streamer 46 tahun itu.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
 Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Dunia
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Ini bukanlah satu-satunya solusi, tapi ini akan membuat perbedaan.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
  Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Indonesia
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Akun ganda sering kali disalahgunakan untuk tujuan negatif, dari penyebaran hoaks hingga penipuan.
Dwi Astarini - Rabu, 16 Juli 2025
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Indonesia
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran
DPR ingin pengaturan penyiaran platform digital dapat dijadikan satu terlebih dahulu dengan penyiaran konvensional ke dalam RUU Penyiaran sebab menyasar substansi yang sama.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran
Indonesia
Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok
PoliceTube merupakan platform milik Polri, yang mirip dengan YouTube dan TikTok. Platform ini akan diluncurkan pada 1 Juli 2025.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok
Dunia
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Sebanyak 16 miliar data bocor. Pengguna Apple, Facebook, dan Google diminta untuk mengganti kata sandinya.
Soffi Amira - Kamis, 26 Juni 2025
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Indonesia
AS Perketat Visa Pelajar, Wajib Cantumkan Akun Media Sosial di Formulir
AS memperketat visa pelajar dari Indonesia. Jadi, pemohon visa wajib menyantumkan akun media sosial di formulir aplikasi.
Soffi Amira - Sabtu, 21 Juni 2025
AS Perketat Visa Pelajar, Wajib Cantumkan Akun Media Sosial di Formulir
Bagikan