Sawah Diterjang Banjir, Petani di Pati Memilih Panen Dini


Panen padi pasca banjir (FOTO Antara/Umarul Faruq)
Akibat banjir yang merendam areal persawahani di sejumlah wilayah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terpaksa para petani melakukan panen dini. Karena, jika tidak segera dipanen, dikhawatirkan air yang merendam persawahan bisa semakin tinggi dan menutup tanaman padi.
Selain itu, jika air surut pun tanaman padi akan rusak, dan mudah roboh. Untuk itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan tanaman padi adalah dengan memanen lebih awal.
"Jika tidak dipanen lebih awal, dikhawatirkan akan mengalami puso, sehingga kerugiannya juga semakin besar," kata salah seorang petani asal Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Hadi seperti dilansir Antara, Kamis (16/2).
Ia juga mengatakan, areal tanaman padinya mencapai tiga kotak, dengan usia tanam memasuki masa panen. Panen dini ini, menurut Hadi, sebenarnya menurunkan kualitas hasil panenan. Namun dengan pertimbangan, dari pada tanaman padinya akan semakin rusak, lebih baik ia memanennya lebih cepat.
"Jika genangan air mencapai pucuk tanaman, maka tanaman tersebut hanya mampu bertahan sekitar lima hari. Kalaupun tidak dipanen segera, ketika air surut tanamannya justru akan roboh, karena batangnya sudah mulai membusuk akibat terendam banjir terlalu lama," paparnya.
Akibat banjir ini, harga gabah di wilayah Kabupaten Pati juga anjlok. Saat ini harga perkuintal gabah hanya Rp 200ribu. Darsilan, salah seorang petani Desa Sugiharjo mengakui, panen kali ini tidak sebagus tahun sebelumnya. Karena, menurut Darsilan, kalaupun masih ada keuntungan dari hasil panennya, itu tidak sebanding dengan biaya tanam serta pemeliharaan selama lebih dari 3 bulan.
"Kalaupun masih untung, tidak sebanding dengan tenaga dan permodalan yang dikeluarkan dan penantian selama tiga bulan lebih," ujarnya.
Dan, jika dibanding dengan tahun sebelumnya kerugiannya bisa mencapai 50 persen. Karena tanaman padi satu kotak di sawahnya yang bisa menghasilkan Rp 4juta per-panen, tahun ini hanya mendapatkan sekitar Rp 2jutaan.
"Kondisi hujan seperti sekarang, sulit untuk menjemurnya sehingga ketika tidak segera dijemur gabahnya justru tumbuh tunas dan warna berasnya ketika diselep biasanya kehitaman," ujarnya.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Kasus Korupsi DJKA Kemenhub, KPK Dalami Aliran Uang Lewat Bupati Pati Sudewo

Sempat Mangkir, Bupati Pati Sudewo Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Komisi II DPR: Demo di Pati Jadi Pelajaran, Kepala Daerah Harus Dengar Suara Rakyat

Kasus Korupsi DJKA Melibatkan Bupati Pati Sudewo Mencuat Lagi, Ada Intervensi Prabowo?

Kapolri Perintahkan Anak Buahnya Selidiki Insiden Kericuhan Demo di Kantor Bupati Pati

22 Pendemo yang Bikin Rusuh saat Demo Tuntut Bupati Pati Mundur, Dibina dan Dinasihati Lebih Dulu

Setelah 'Mati Suri' 2 Tahun, KPK Kembali Usut Keterlibatan Bupati Pati Sudewo dalam Kasus Korupsi DJKA

Sikap Arogan Bupati Pati Berujung Isu Pemakzulan, Istana Ingatkan Lagi Pejabat Hati-Hati Bicara

Jejak Kasus Suap DJKA dan Uang Rp 3 Miliar Bayangi Sudewo di Tengah Gelombang Demo Warga Pati

Demo di Kantor Bupati Pati Ricuh, Polisi Menduga Ada Provokator yang Menyusup
