Satta, Anggota Termuda dalam Rombongan Seba Baduy
Satta, menjadi satu-satunya peserta ritual Seba Baduy 2022 yang masih dibawah umur. (Foto: MP/De Sucitra)
MINGGU lalu warga masyarakat Kanekes, para petapa alam yang lebih dikenal dengan sebutan orang Baduy, tiba di Kota Serang. Kedatangan mereka untuk melaksanakan ritual yang berlangsung sudah ratusan tahun. Ritual yang dikenal dengan sebutan Seba Baduy.
Cuaca teduh saat orang-orang Kanekes itu dengan telanjang kaki memasuki Kota Serang, setelah menempuh perjalanan sekira 99 Km, dari pedalaman selatan Banten.
Baca Juga:
Mengunjungi Desa Adat Sasak Sade yang Teguh Memegang Tradisi di Sela Gempita MotoGP
Tak seperti biasanya yang dilaksanakan oleh ribuan orang, Seba Baduy kali ini hanya dilaksanakan 140 orang saja. Ini tak lain sebagai bentuk kepatuhan mereka terhadap penguasa pemerintahan nusantara, paska wabah COVID-19.
Diantara 140 orang petapa alam itu, terselip seorang petapa muda, Satta (14 th) pemuda asal Kampung Cibeo, Baduy dalam.
Sebagai warga Baduy dalam, konsekuensi yang harus diterimanya adalah bersedia menembus kawasan pegunungan yang membentengi perkampungannya. Dia harus berjalan tanpa alas kaki bahkan tak diperbolehkan menaiki kendaraan apapun.
Ditanyai di kawasan Eks Karesidenan Banten, kepada merahputih.com, Satta mengaku tengah dia berproses dalam ritual Seba Baduy, atas kemauannya sendiri.
Baca Juga:
Ogoh-Ogoh Mulai Diarak Sejak Nyepi Jadi Hari Libur Nasional 39 Tahun Lalu
Sebagai anak yang tumbuh di kampung pedalaman, dikelilingi hutan. Dia ingin merasakan pengalaman para petapa alam dewasa.
"Minta sendiri, biar punya pengalaman," ungkapnya dengan Bahasa Indonesia yang fasih.
Satta, menjadi satu-satunya peserta ritual Seba Baduy 2022 yang masih dibawah umur. Artinya, dia harus mandi di Kali Banten yang titiknya tepat dibelakang tempat ritual Seba Baduy dilaksanakan.
Hingga kisah ini ditulis, proses mandi wajib di Kali Banten untuk Satta belum digelar, karena menunggu para pemimpin spiritual masyarakat Kanekes yang sedang menghadap pihak Kesultanan Banten. (Sucitra/Banten).
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Warga Baduy Jadi Korban Pembegalan, Walkot Jakpus Harap Polisi Tangkap Pelaku
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS di Jakarta, Dinkes DKI Telah Terima Rekaman CCTV Perlihatkan Perawatan Pasien
Pemprov DKI Jamin Kesehatan Non-Diskriminatif, Dinkes Ungkap Fakta CCTV dan Alur Pelayanan Pasien Baduy Korban Begal
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Di Kawasan Adat Baduy Tidak Akan Berdiri Koperasi Merah Putih, Ini Kendalanya
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa