Sakae Kato Tinggal di Fukushima demi Kucing Terlantar
Kato rela menyelamatkan kucing di zona terlarang, (Foto: Reuters.com)
MANUSIA dan hewan saling hidup berdampingan dan kadang tidak terpisahkan. Seperti Sakae Kato, seorang penyelamat kucing yang rela tinggal di daerah terlarang untuk merawat kucing yang ia sayangi.
Saat 10 tahun lalu kota Fukushima mengalami bencana radiasi nuklir, Kato hingga kini tetap tinggal bersama kucing yang ia telah rawat sebaik mungkin.
Baca Juga:
“Saya ingin memastikan saya di sini untuk mengurus yang terakhir. Meskipun tetangga saya melarikan diri dari awan radiasi yang bersendawar dari pembangkit nuklir Fukushima, saya tidak peduli. Setelah saya melakukan tanggung jawab ini, saya ingin mati, entah itu sehari atau satu jam kemudian”, ujar Kato seperti dilansir laman Reuters.
Sejauh ini, ia telah berhasil merawat 41 kucing di sebuah rumah yang dijadikan tempat penampungan kucing. Rumah yang berupa angunan kayu dua lantai tersebut terlihat dalam kondisi memprihatinkan. Rumah Kato hanya berupa lantai kayu yang keropos dan tampak berlubang. Terlihat lubang di dinding dan genteng yang copot oleh gempa bumi yang kuat bulan lalu.
Setiap harinya, Kato memberi makanan kucing yang ia panaskan dengan kompor parafin. Bahkan untuk memberi kucingnya minum, ia harus mengisi botol dari mata air pegunungan terdekat. Tidak hanya kucing, Kato juga sering memberi makanan untuk anjing serta babi hutan yang berkumpul di dekat rumahnya sebelum matahari terbenam.
Baca Juga:
Kato sebelumnya merupakan pemilik bisnis konstruksi kecil dan keputusannya tinggal di kota terlarang Fukushima karena melihat banyak hewan-hewan peliharaan mati di rumah-rumah kosong.
“Saat 160 ribu orang dievakuasi. Saya terkejut menemukan hewan peliharaan mati di rumah-rumah kosong yang saya bantu hancurkan. Saya tidak ingin pergi, saya suka tinggal di pegunungan ini selama tiga generasi”, tutur Kato mengutip laman Thenewscaravan.
Namun pada 25 Februari lalu, Kato ditangkap karena dicurigai membebaskan babi hutan dalam perangkap yang dibuat oleh pemerintah Jepang pada November. Hingga saat ini, Kato masih menjalani proses interogasi oleh kepolisian setempat. (ard)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Menkeu Purbaya Didesak Lindungi Produsen Food Tray Lokal dari Gempuran Produk Impor
Viral Bakso Remaja Gading Solo Non-Halal, Begini Respons Pemilik Warung
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Menu MBG Pangsit Goreng di SD Depok Viral, BGN Sebut Ada Kandungan Ayam dan Telur
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Daftar Promo 17 Agustus 2025: Diskon Spesial Kemerdekaan dari Minuman, Makanan, hingga Fashion!
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam