Saham Perbankan Menguat, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Ingatkan Masih Ada Potensi Rentan
Pimpinan DPR Tinjau Bursa Efek Indonesia (BEI) usai IHSG Anjlok
MerahPutih.com - Pada perdagangan Bursa pukul 15.23 WIB, Rabu (26/3), atau mejelang tutup saham BMRI naik 410 poin atau 8,65 persen ke posisi 5.150 dan saham BBRI naik 200 poin atau 5,26 persen ke posisi 4.000.
Lalu, saham BBNI naik 360 poin atau 9,23 persen ke posisi 4.260, dan saham BBTN naik 75 poin atau 9,15 persen ke posisi 895. Kemudian, saham BBCA naik 500 poin atau 6,21 persen ke posisi 8.550. Sementara itu, pada waktu yang sama IHSG tercatat naik 240,97 poin atau 3,86 persen ke posisi 6.476,59.
Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan, harga saham- saham perusahaan-perusahaan bank besar (Big Banks) cukup atraktif di tengah penguatannya pada hari ini.
Penguatan saham- saham Big Banks terdorong oleh keputusan pembayaran dividen, sebagaimana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) masing- masing perbankan.
Baca juga:
IHSG Anjlok, Prabowo Berkelakar Budiman Tenang Tidak Punya Saham Tapi Maruarar dan Menteri KKP Stres
"Saya rasa memang secara umum harga saham perusahaan- perusahaan tersebut sudah cukup atraktif, dan ditambah dengan pengumuman pembayaran dividen. Serta hari ini regional Asia juga menguat," kata Rully.
Penguatan saham- saham Big Banks telah menopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini. Namun mengingatkan bahwa penguatan IHSG pada perdagangan hari ini masih tetap rentan di tengah masih adanya ketidakpastian global dan domestik yang tinggi.
"Saya rasa rebound IHSG masih tetap rentan, mengingat ketidakpastian global dan domestik masih tinggi," tutur Rully.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Dedek Prayudi menegaskan bahwa iklim investasi di Indonesia tetap terjaga baik meskipun sempat terjadi penurunan di pasar saham.
"Teman-teman, iklim investasi masih terjaga baik. Teman-teman enggak usah panik, enggak usah takut," kata Dedek Dikutip dari tayangan video di akun Instagram Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (@jurubicarapco), Rabu.
Dedek menuturkan, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjadi karena banyak investor saat ini sedang melakukan pelepasan saham di seluruh dunia untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas.
"Nah ini akibatnya semua bursa itu turun, jadi enggak cuma IHSG. S&P 500 misalnya, itu dalam satu bulan dia tuh turunnya sudah 10 persen dan harga emas otomatis melejit naik," ucap Dedek. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
KPR Masih Dominasi Pembelian Rumah di Indonesia
Duit Injeksi Pemerintah ke Bank Negara Hampir Habis, Bank Minta Tambahan
Danantara Ingin Investasikan Duit di Pasar Saham, Saat Ini Masih di Surat Berharga Negara
Proyek PIK 2 Dicoret dari PSN, Saham PANI Anjlok 7,79%
Konsolidasi Asuransi BUMN: 15 Perusahaan Jadi 3, Dorong Kapasitas dan Penuhi Aturan OJK
Aplikasi BCA Mobile dan MyBCA Alami Gangguan Pagi ini, Nasabah Kesulitan Lakukan Transaksi
Landasan Hukum Menkeu Guyur Rp 200 T ke Bank Himbara Versi Banggar DPR
IHSG Menguat Meskipun Bursa Global Melemah, Berpotensi Tembus 8.000
Pemerintah Tempatkan Duit Rp 200 Triliun di Bank, Rasio Kredit Membaik
Menkeu Pede Dapat Untung Rp 100 T dari Suntikan Dana Rp 200 T ke Bank Himbara, Ini Ilustrasinya