Rusia Kembali Buka Layanan Visa Bagi Warga Indonesia

Rusia. (Foto:google map)
MerahPutih.com - Setelah ditutup selama dua tahun terakhir akibat pandemi COVID-19, Pemerintah Rusia kembali membuka layanan pembuatan visa bagi para pelaku perjalanan asal Indonesia, usai sebelumnya layanan tersebut.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memastikan keamanan bagi para pengunjung asing.
Baca Juga:
Bahas Sanksi untuk Rusia, Biden Bertemu Pemimpin Eropa dan NATO
"Rusia sangatlah aman. Bahkan, ada berita baik, kami kembali memberikan berbagai macam visa bagi warga negara Indonesia, yang sebelumnya sempat terhenti akibat COVID selama dua tahun," papar Vorobieva.
Dia mengatakan, dalam dua tahun terakhir, layanan visa hanya diberikan untuk kasus-kasus tertentu, termasuk bagi delegasi resmi, kasus kemanusiaan, maupun undangan. Namun, kini visa umum bagi para WNI yang hendak berkunjung ke Rusia juga telah dapat diberikan.
Adapun terkait penerbangan, menurut dia, saat ini terdapat sejumlah perusahaan Rusia yang mengajukan adanya penerbangan langsung dari Moskow ke Denpasar, Bali, salah satu destinasi wisata di Tanah Air yang menjadi favorit warga Rusia.
"Saat ini, pihaknya tengah mempertimbangkan hal tersebut dengan pihak-pihak terkait lainnya," katanya.
Sebelumnya, ada tiga penerbangan langsung dari Moskow ke Denpasar yang kemudian dihentikan karena COVID.
"Saat ini kami tengah berdiskusi dengan otoritas Indonesia untuk melanjutkan penerbangan," katanya.

Sementara itu, Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan pemerintah akan mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik militer antara Rusia dan Ukraina, yang diantaranya dapat memicu kenaikan inflasi menyusul meningkatnya harga produk energi dan pangan di pasar global.
"Karena dampak yang besar (di Indonesia) akan terlihat dari biaya yang dikeluarkan dari pemenuhan impor Bahan Bakar Minyak yang 40 persen kebutuhan masih mengandalkan impor," Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Panutan S. Sulendrakusuma.
Panutan menyampaikan, kenaikan harga energi akan mempengaruhi biaya logistik dan memicu kenaikan harga komoditas yang diimpor seperti gandum, kedelai, jagung dan sapi. Hal itu tentu saja berpengaruh pada biaya industri makanan, restoran dan pelaku katering.
"Ini berpotensi menyebabkan kenaikan laju inflasi," ujar Panutan. (Knu)
Baca Juga:
Presiden Ukraina Zelenskyy Mengaku Kesulitan Berunding dengan Rusia
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
