Rupiah Melemah, BUMN Diperintahkan Bijak Membeli Dolar


Pecahan seratus ribu rupiah di atas uang dolar AS, pada pusat uang tunai sebuah bank di Jakarta. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
MerahPutih.com - Tensi timur tengah yang memanas membuat pelemahan rupiah terhadap dolar. Kondisi ini, akan memberatkan perusahaan-perusahaan dalam negeri yang membutuhkan dolar dalam transaksinya, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta kepada seluruh BUMN untuk melakukan pembelian dolar Amerika Serikat (AS) dengan tepat guna, bijaksana, dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya, bukan memborong.
Baca juga:
Rupiah Terus Melemah, Belum Bisa Keluar dari Zona Rp 15.900-an per Dolar
Ia menegaskan, situasi perang di Timur Tengah saat ini memberikan dampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID.
"Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini," ujar Erick melalui keterangan, di Jakarta, Jumat (19/4).
Erick mengatakan, hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam mengantisipasi dampak lanjutan dari gejolak geopolitik dan ekonomi global.
Pemerintah telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri. Selain itu, Pemerintah menginginkan impor konsumtif dapat ditahan terlebih dulu dalam menanggapi situasi saat ini.
"Untuk itu pengendalian belanja dan impor BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak. BUMN yang memiliki eksposure impor dan memiliki utang dalam denominasi dolar AS agar lebih awas dan tidak membeli dolar secara berlebihan, dan menumpuk," ungkapnya. (*)
Baca juga:
Rupiah Terus Melemah, Belum Bisa Keluar dari Zona Rp 15.900-an per Dolar
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Rupiah Melemah Imbas Penerapan Tarif Produk Indonesia 32 Persen Oleh Trump

Rupiah Menguat Didukung Sentimen Gencatan Senjata Israel dan Iran, Tapi Bakal Sulit di Bawah Rp 16.200 Per Dolar Amerika

Panasnya Konflik Iran-Israel Ancam Kantong Rakyat Indonesia, Rupiah Bisa Babak Belur?

Pelemahan Rupiah Ditahan Keputusan BI Pertahankan Suku Bunga

Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat
