Ruang Kantor tak lagi Membatasi Bekerja


Pekerja tak lagi hanya terpaku di kantor. (foto: pixabay/free-photos)
DALAM budaya kerja tradisional, ruang kantor menjadi wadah bagi para pekerja. Namun, pandemi telah mengubah budaya itu. Membuatnya lebih lentur dan agile.
Dengan adanya kebijakan bekerja dari rumah sebagai akibat pandemi yang meluas, para pekerja kini tak lagi terlalu terikat dengan bekerja harus di kantor. Meski demikian, beberapa perusahaan memang masih mengharuskan karyawan mereka masuk kerja beberapa kali dalam seminggu. Dari sinilah budaya kerja hibrida lahir.
BACA JUGA:
"Kerja hibrida mendorong kita untuk mengesampingkan asumsi lama tentang bagaimana orang perlu bekerja di tempat yang sama, pada waktu yang sama, agar dapat menjadi produktif dan membawa dampak nyata. Ini merupakan perubahan besar," kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee, dalam siaran pers, Sabtu (1/5), dikutip ANTARA.
Kerja hibrida berupa campuran model kerja dengan sejumlah karyawan bekerja di kantor, sedangkan lainnya bekerja dari jarak jauh. Sejak pandemi virus corona, banyak perusahaan yang menerapkan metode kerja ini demi menjaga jarak fisik dan agar kapasitas kantor tidak penuh.

Microsoft dalam laporan Work Trend Index 2029 The Next Great Disruption Is Hybrid Work - Are We Ready? menyebut ada peluang dan tantangan dengan pola kerja hibrida, termasuk di Indonesia.
Microsoft menemukan ada 83% pekerja di Indonesia yang menginginkan opsi kerja jarak jauh yang fleksibel. Sebanyak 72% lainnya ialah pemimpin perusahaan yang berencana merancang ulang kantor untuk mendukung kerja hibrida.
Metode kerja dari jarak jauh juga menjadi daya tarik bagi pencari kerja. Opsi kerja dari jarak jauh merupakan salah satu pertimbangan utama untuk pindah kerja.
Kerja dari jarak jauh selama setahun belakangan terbukti memberikan keleluasaan bagi karyawan dan waktu yang lebih banyak untuk keluarga. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang harus diwaspadai seperti interaksi dengan rekan kerja menurun (40%) dan beban kerja bertambah (61%).
Selain itu, karyawan juga rentan mengalami kelelahan digital, salah satunya karena intensitas dan durasi rapat. Microsoft juga menemukan ada kesenjangan antara apa yang dirasakan pemimpin perusahaan dan pekerja. Di Indonesia, 53% pemimpin mengatakan mereka semakin berkembang, sedangkan 33% pekerja merasa perusahaan terlalu banyak meminta.
Tahun ini, akan ada tujuh tren kerja secara hibrida, di antaranya sistem kerja fleksibel akan tetap ada, pemimpin kurang terhubung dengan karyawan sehingga dibutuhkan peningkatan kesadaran akan hal ini, dan produktivitas tinggi akan berakibat pada kelelahan bekerja.
Selain itu, generasi Z berisiko mengalami kesulitan dan membutuhkan penyegaran energi kembali. Interaksi yang berkurang akan membahayakan inovasi dan autentisitas akan memacu produktivitas dan kesejahteraan.
Sisi baiknya, kerja hibrida memungkinkan talenta kerja ada di mana pun.

Berdasarkan tren kerja hibrida saat ini, Microsoft merekomendasikan perusahaan membuat rencana untuk memberdayakan orang dengan fleksibilitas tinggi, memperbanyak kolaborasi dan membiasakan istirahat untuk mengatasi kelelahan digital.
Studi Microsoft tentang aktivitas gelombang otak, jeda antarrapat memungkinkan otak untuk melakukan ‘pengaturan ulang’ demi mengurangi penumpukan stres secara kumulatif.
Perusahaan juga perlu menata ulang ruang dan teknologi untuk menjembatani dunia fisik dan digital dan membangun kembali aspek sosial dan budaya di perusahaan.
Hal yang tak kalah penting ialah pertimbangan akan pengalaman karyawan untuk dapat bersaing mendapatkan talenta terbaik dan beragam.(dwi)
Bagikan
Berita Terkait
Kombinasi Efisiensi dan Kenyamanan Jadi Solusi Cuci Pakaian di Era Modern

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota

Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum

Demo Buruh 28 Agustus 2025, Semua ASN dan TA Anggota DPR Kerja dari Rumah

Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara

Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya

4 Alasan Kenapa Harus Konsumsi Keju

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025
