RS Indonesia di Gaza Kekurangan Obat dan Dokter Alami Kelelahan
Seorang warga mengamati gedung-gedung yang hancur, akibat serangan udara Israel, di Kota Gaza pada Senin (9/10/2023). ANTARA/Rizek Abdeljawad/Xinhua/tm
MerahPutih.com - Dalam 24 jam terakhir dan sampai Senin (16/10) malam, 254 warga Palestina tewas sehingga totalnya menjadi 2.808 orang. Selain itu, jumlah personel kesehatan yang terbunuh dalam agresi Israel bertambah menjadi 37 orang, yang terdiri atas dokter, paramedis, perawat dan lainnya.
Dikabarkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengalami krisis obat-obatan karena belum ada bantuan yang masuk ke Gaza.
Baca Juga:
Warga Gaza Dirikan Tenda Pengungsian di Sekitar Rumah Sakit
"Sejauh ini belum ada bantuan obat-obatan atau bantuan logistik yang bisa masuk," kata relawan MER-C Indonesia Fikri Rohul Haq melalui media sosial X di Jakarta, Selasa.
Fikri mengatakan, bantuan kemanusiaan masih belum bisa masuk Gaza karena perbatasan di Rafah menjadi target serangan Israel.
"Sampai saat ini belum ada bantuan yang bisa masuk ke Jalur Gaza mengingat pintu perbatasan masih tertutup," kata Fikri.
Fikri mengungkapkan, paramedis di RS Indonesia mengalami kelelahan akibat terus menerus bekerja selama 24 jam karena jumlah korban terus bertambah.
Pihak RS Indonesia berharap obat-obatan dan bantuan paramedis bisa segera masuk Gaza untuk membantu paramedis menangani korban terkena serangan.
Jumlah korban dari pihak Palestina per 17 Oktober 2023, paling sedikit 2.350 orang meninggal dunia yang 600 di antaranya adalah anak-anak, 400 lainnya perempuan, sedangkan korban luka-luka lebih dari 9.000 orang, kata Fikri.
Di Rumah Sakit Indonesia sendiri, sampai 17 Oktober 2023, 470 orang meninggal dunia, 1.800 orang terluka, dan puluhan masih dirawat inap.
Seorang pejabat kesehatan Palestina memperingatkan bahaya epidemi di seluruh Jalur Gaza sebagai dampak perang Israel melawan Hamas.
"Tingkat pencemaran air yang digunakan warga di Jalur Gaza sangat tinggi," kata Rami Al-Abadia, direktur departemen layanan kesehatan dasar pada Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
"Penggunaan air kontaminasi selama sepekan ini menimbulkan sejumlah kasus diare pada anak-anak yang berada di pusat-pusat penampungan," katanya.
Sementara itu, Jepang akan memberikan bantuan sebesar USD 10 juta atau Rp 156,5 miliar, bagi warga sipil Jalur Gaza, untuk menghadapi krisis kemanusiaan. (*)
Baca Juga:
Relawan MER-C Berharap Perbatasan Gaza-Mesir Dibuka Untuk Penyaluran Bantuan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
OKI Kutuk Serangan Israel Tewaskan 100 Orang di Gaza, Langgar Gencatan Senjata
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
Israel kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata
Kementerian Pertahanan Siapkan Langkah Awal Rencana Kirimkan Pasukan ke Gaza
93 Warga Gaza Tewas Sejak Berlakunya Gencatan Senjata, Ratusan Luka-Luka
Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak