Rizal Ramli Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah yang Cenderung Konservatif


Ekonom Senior Rizal Ramli saat ditemui di Car Free Day Jakarta, Minggu (1/7) (Foto: Ist)
MerahPutih.Com - Kebijakan ekonomi Pemerintahan Jokowi-JK menurut ekonomi senior Rizal Ramli masih terlalu konservatif. Hal itu terbaca dari kebijakan makro ekonomi dimana pemerintah melakukan pengetatan saat ekonomi melambat.
"Kalau cara pengambilan kebijakan di dalam makro ekonomi sangat super konservatif yaitu 'austerity' atau pengetatan pada saat ekonomi sedang mengalami perlambatan, maka jangan aneh ekonominya itu nyungsep, paling muter-muter di sekitar lima persen," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/9).
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia periode 2000-2001 itu menuturkan, 'austerity' adalah program yang dianggap gagal memulihkan perekonomian suatu negara.
Ia mencontohkan Yunani yang tiga kali melakukan pengetatan kebijakan, namun justru membuat ekonomi negara tersebut anjlok.

"Jadi, tidak aneh apa yang terjadi hari ini. Kalau obatnya pengetatan, uber pajak, dan potong anggaran, pasti jadinya gini. Ini bukan ilmu ajaib, cuma banyak orang di Indonesia gak ngerti. Percaya, ini bisa kok membaik. Apanya yang membaik, 'wong' obat ini sudah dites puluhan kali di Asia Afrika gagal," kata Rizal.
Terkait pelemahan rupiah yang saat ini hampir menyentuh Rp15.000 per dolar AS, ia menilai rupiah masih belum akan stabil.
Menurut Rizal, rupiah di level tersebut justru baru permulaan di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
"Apakah dengan semua langkah yang diambil kita sudah capai stabilitas yaitu di bawah 15 ribu? Kami jawab, belum. Ini baru permualan, karena langkah-langkahnya itu banyak yang behind the curve, di belakang kecenderungan," ujarnya.
Rizal Ramli sebagaimana dilansir Antara menyatakan satu-satunya yang melakukan kebijakan ahead the curve yaitu Bank Indonesia.
Ia mengapresiasi Gubernur BI Perry Warjiyo yang telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate hingga 1,25 persen.
"Gubernur BI saya puji ia ambil langkah naikkan tingkat bunga 1,25 persen, mungkin harusnya 3-4 persen, atau dicicil. Tapi, kalau ia terlalu tiinggi naikkan tingkat bunga, pertumbuhan ekonomi akan anjlok 4,5 persen. NPL di perbankan juga pasti akan semakin tinggi," pungkas Rizal Ramli.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Duta Besar China Kunjungi Capres Prabowo Subianto di Hambalang
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Paparkan 8 Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal 1 2025

Legislator Minta BI Tak Biarkan Nilai Rupiah Bergerak Liar

Rupiah Tembus di Atas Rp 16.000 per USD, BI Diminta Aktif Stabilkan

Cara BI Jaga Kestabilan Rupiah Usai Lebaran dan Memanasnya Konflik di Timur Tengah

Aktivis Hingga Pejabat Antar Jenazah Rizal Ramli ke Peristirahatan Terakhir

Ungkapan Duka Para Capres-Cawapres Atas Meninggalnya Rizal Ramli

Jenazah Rizal Ramli Dimakamkan di TPU Jeruk Purut Kamis Siang

Rizal Ramli Meninggal

Rizal Ramli Sebut Jokowi Preteli Demokrasi Indonesia
