Rencana Terbaru NASA, Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

NASA akan membuat PLTN di bulan. (Instagram-nasa)
SETELAH rencana sejumlah misi penjelajahan ke bulan yang akan diwujudkan dalam beberapa tahun mendatang, NASA berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di satelit Bumi itu.
Pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut akan dijadikan sumber energi utama yang bisa menyokong kehidupan manusia di bulan nantinya. Kabarnya, Badan Antariksa Amerika akan menggandeng fasilitas penellitian nuklir paling mutahir milik Dapertemen Energi AS. Kedua lembaga itu bergabung guna menyiapkan rencana untuk merancang reaktor nuklir yang bakal dikirim ke bulan.
BACA JUGA:
Menariknya, NASA membuka pengajuan ide dari publik serta ilmuwan untuk membantu mereka mewujudkan rencana ini. NASA juga menekankan bahwa inti reaktornya harus berbahan bakar uranium serta bisa membuat reaktor tersebut dimanfaatkan sebagai energi yang bisa digunakan. Salah satunya ialah untuk tenaga listrik sebesar 40k watt yang bisa dipakai selama kurang lebih 10 tahun.

“Saya pikir menyediakan sumber tenaga yang banyak dan bisa diandalkan di bulan merupakan sebuah langkah penting dalam misi untuk mengeksplorasi ruang angkasa. Untungnya, hal itu bisa kita capai,” kata Ketua Fission Surface Power Project Sebastian Corbisiero.
Perwakilan NASA, Jim Reuter, berharap sistem tenaga fusi permukaan akan memberi banyak manfaat bagi rencana untuk membuat fasilitas sumber energi baik di bulan maupun Mars. "Ini akan terdengar sangat bagus jika bisa berinovasi lebih lagi untuk bisa digunakan di Bumi,” ucap Reuter.
Ini bukanlah pertama kali NASA melakukan terobosan. Sebelumnya, NASA berhasil membuat oksigen untuk digunakan di Mars.
Oksigen itu dibuat dari atmosfer karbondioksida dari planet yang dijuluki 'Planet Merah' itu. Terobosan itu menjadi demonstrasi keberhasilan kedua dalam misi NASA untuk masa depan umat manusia di Mars.
Pembangkit oksigen dibangun perangkat robot NASA seukuran pemanggang roti yang disebut Moxia atau Eksperimen Pemandaat Sumber Daya Oksigen Mars. Alat tersebut menghasilkan lima gram gas, setara yang dibutuhkan astronot di Mars untuk bernapas selama sekitar 10 menit.(rey)
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
