Rempah Kebanggaan Indonesia Diduga Terkontaminasi Radioaktif Cesium-137, Program Astacita Prabowo Terancam?
Ilustrasi Cengkeh (Foto: Freepik/rawpixel.com)
Merahputih.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, memberikan perhatian serius terhadap dugaan temuan kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk cengkeh dari Indonesia. Masalah ini berpotensi membahayakan inisiatif Ekonomi Hijau yang merupakan bagian dari program Astacita Presiden Prabowo Subianto.
"Produk Cengkeh ini merupakan tanaman rempah yang telah diminati berbagai bangsa dari belahan dunia sejak dulu kala. Sebagai negara penghasil cengkeh terbesar di dunia, kita semua harus melindungi tanaman rempah ini, agar bisa terus diperdagangkan secara leluasa di pasar global,” ujar Alex dalam keterangannya, Rabu (1/10).
Pernyataan tersebut disampaikan Alex menyusul laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengenai adanya kontaminasi Cesium-137 pada cengkeh asal Indonesia. Kasus serupa sebelumnya juga pernah ditemukan oleh FDA pada produk udang beku dari Indonesia.
Baca juga:
Produk Cengkeh Indonesia Diduga Tercemar Radioaktif Cesium-137, Menteri LH Segera Kirim Tim ke AS
Cesium-137 sendiri adalah zat radioaktif yang dapat mencemari makanan dan berisiko serius bagi kesehatan, termasuk menyebabkan gangguan organ, kerusakan sel, hingga meningkatkan risiko kanker.
Meskipun kadar radiasi Cesium-137 yang ditemukan pada cengkeh Indonesia masih berada di ambang batas aman menurut FDA, Alex tetap menekankan perlunya kewaspadaan tinggi, terutama karena kontaminasi ditemukan di dalam kontainer pengiriman.
"Tingginya kesadaran masyarakat global akan standar keamanan produk pangan, sejatinya sebangun dengan Ekonomi Hijau yang ada di Asta Cita Presiden Prabowo. Sayang, implementasinya di jajaraan kementrian dan lembaga masih belum jelas," jelas dia.
Oleh karena itu, pimpinan komisi yang membidangi pertanian ini mendesak agar Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) segera melakukan investigasi mendalam. Investigasi ini penting untuk menjaga kualitas rempah Indonesia.
Baca juga:
"Hasil investigasi Bapeten ini, walaupun pahit, harus dipublikasikan ke publik. Sehingga, citra positif kita sebagai negara terbesar pengekspor bahan rempah di dunia, terus terjaga. Selain itu, Bapeten juga bisa melindungi pasar domestik, dari kasus serupa,” imbuhnya.
Alex juga menyoroti perlunya pelibatan aktif Bapeten bersama Badan Karantina, BBPOM, dan lembaga terkait lainnya dalam proses impor bahan pangan. Namun, dia mengingatkan agar penambahan peran lembaga baru ini tidak menjadi penghambat bagi dunia usaha.
“Untuk menjaga industri bahan pangan kita, semestinya memerlukan tambahan lembaga agar konsumen terlindungi secara maksimal. Namun, jangan sampai penambahan itu, jadi hambatan baru,” tutup Alex.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: SIM, STNK dan TNKB Berlaku Seumur Hidup
Kisah Persaudaraan Raja Abdullah II dan Prabowo Terungkap di Istana Negara
Prabowo Ceritakan Persahabatan dengan Yordania yang Lampaui Diplomasi Formal
Momen Akrab Presiden Prabowo Subianto Terima Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah Abdullah II
Raja Abdullah II Puji Kepemimpinan Prabowo, Sebut Bawa Indonesia ke Arah yang Lebih Baik
Danantara Rencana Investasi Rp 20 T untuk Peternakan Ayam, DPR Minta Pengkajian Mendalam
Momen Hangat Prabowo Jemput Raja Yordania Abdullah II, Semobil Menuju Istana Merdeka
HGU IKN tak lagi Dekati 2 Abad, DPR Sebut Bagus untuk Kepastian Hukum dan Bentuk Keadilan dalam Pengelolaan Tanah
DPR Dukung Menkes Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Sistem Lama Disebut Merepotkan dan Memberatkan Keuangan
Prabowo Subianto Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara, Sinyal Kuat Negara Hadir Lindungi Guru Honorer dari Ketidakadilan