Rembuknas 2017: Harmonisasi Kebijakan Percepat Pertumbuhan Ekonomi

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Senin, 23 Oktober 2017
Rembuknas 2017: Harmonisasi Kebijakan Percepat Pertumbuhan Ekonomi

Pengamat Ekonomi Hendri Saparini (ANTARA FOTO)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Rembuk Nasional 2017 bertema 'Membangun untuk Kesejateraan Rakyat' digelar Gedung Pusat Niaga, Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10). Ada 12 bidang yang dibahas dalam rembuk nasional tersebut.

Salah satunya adalah sektor ekonomi yang pada 2017 mengambil tema 'Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkualitas melalui Revitalisasi Industri dan Pengembangan Industri Ekonomi Digital'.

Lima pilar perbincangan dibahas antara pemerintah, akademisi, wakil pelaku usaha, organisasi sosial, mahasiswa, dan perbankan.

Yakni, hard and soft infrastruktur, peran fiskal untuk mendukung industri dan daya beli, stabilitas keuangan dan inovasi pembiayaan, kebijakan perdagangan dan industri, serta sinergi BUMN, swasta, operasi dan UMKM.
Nantinya, berbagai masukan itu akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Ketua Tim Perumus Bidang Rembuk Ekonomi, Industri dan Perdagangan Hendri Saparini menjelaskan, acara itu bertujuan mencari masukan dari semua pemangku kepentingan tentang bagaimana meningkatkan kualitas pertumbuhan melalui industri dan digital dengan lima pilar.

“Tidak ada lagi alasan era perlambatan karena negara tetangga bisa tumbuh enam persen,” ujar Hendri.

Dalam mengidentifikasi masukan untuk produsen, sambung Hendri, banyak informasi dari kalangan pelaku usaha yang meliputi proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.

"Pada proses praproduksi, kalangan pengusaha mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku, minimnya modal untuk UMKM dan pelaku usaha dengan kepala keluarga perempuan, serta suku bunga kredit perbankan yang belum juga turun," jelas dia.

Sedangkan, lanjut Hendri, pada sisi produksi, masukan kepada pemerintah meliputi pentingnya riset dan regulasi yang bisa memberikan kepastian bagi dunia usaha. Sementara itu, pada sisi pascaproduksi, para usahawan membutuhkan perhatian pemerintah.

"Terutama dari sisi harga, perlindungan dari persaingan yang tidak sehat, serta pengaturan tata niaga dan sistem logistik nasional," tukas Hendri.

Menurut ekonom Faisal Basri, poin utama yang harus menjadi masukan ke Jokowi adalah sektor manufaktur yang sangat vital. Sebab, selain memiliki sumbangan pajak sekitar 30 persen, sektor ini menyerap barang dari sektor pertanian.

Selain itu, kata Faisal, sektor tersebut juga menjadi titik sentral pengambangan research and development yang berguna memperkukuh daya saing nasional.

"Saya kira kita perlu membangun prioritas. Katakanlah dengan fokus pada empat industri dulu. Misalnya, makanan dan minuman, farmasi, kimia dan herbal, komputer dan optikal, serta transport equipment,” ungkap Faisal.

Dia menambahkan, untuk membangun industri manufaktur harus memperhatikan aspek perencanaan dan pelaksanaan. Pasalnya, tantangan yang sudah di depan mata bukan saja ASEAN Free Trade Area (AFTA), tetapi juga free trade agreement (FTA).

"Selama ini, ada pengusaha Indonesia masih memanfaatkan FTA dari kemudahan impor. Namun, pengusaha itu belum menggali bagaimana memasukkan barang ke negara mitra," jelas Faisal.

Sementara itu, mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, untuk membangun ekonomi yang berkualitas, pemerintah harus memperhatikan dan mengharmonisasikan tarif ekspor serta regulasi.

“Harmonisasi kebijakan itu penting agar tidak saling tumpang tindih. Misalnya, untuk urusan impor serahkan saja ke menteri perdagangan. Jangan sampai terjadi dualisme pengelolaan. Misalnya ada kebijakan impor sapi yang di Kementerian Pertanian, tetapi ada juga yang di Kementerian Perdagangan,” tandas Gobel. (Pon)

#Rembuk Keprihatinan Nasional #Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Indonesia
Stimulus Ekonomi 8+4+5 Diklaim Gerakan Padat Karya, Daya Beli Warga Naik
Efeknya akan mampu menopang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam jangka pendek, sekaligus menjaga sentimen positif di tengah ketidakpastian global.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Stimulus Ekonomi 8+4+5 Diklaim Gerakan Padat Karya, Daya Beli Warga Naik
Indonesia
Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 Yang Diklaim Bakal Serap Tenaga Kerja dan Beri Jaminan Kontrak Kerja
paket stimulus ekonomi ini merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat, terutama terkait penyediaan lapangan kerja berkualitas, sekaligus jaminan bagi pekerja lepas tanpa kontrak kerja (gig worker).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 Yang Diklaim Bakal Serap Tenaga Kerja dan Beri Jaminan Kontrak Kerja
Indonesia
PCO Ungkap Strategi Ampuh Lewat Paket Ekonomi 2025 untuk Melindungi 'Gig Worker
Paket stimulus ini juga dirancang untuk menjaga daya beli masy
Angga Yudha Pratama - Selasa, 16 September 2025
PCO Ungkap Strategi Ampuh Lewat Paket Ekonomi 2025 untuk Melindungi 'Gig Worker
Indonesia
Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy
Menko Airlangga Hartarto sebut program magang bagi lulusan perguruan tinggi akan dilakukan pertama.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy
Berita
Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi merevisi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 melalui Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025.
ImanK - Senin, 15 September 2025
Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara
Indonesia
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol
Mekanisme teknis tengah disiapkan agar sebagian iuran pekerja dapat ditanggung negara.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Daftar Stimulus Baru Yang Disiapkan Bagi Rakyat, Termasuk Buat Pengemudi Ojol
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Indonesia
Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini
Omzet mal anjlok akibat demo yang terjadi di Jakarta. KADIN dan APPBI pun mendorong pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Omzet Mal Anjlok Imbas Demo di Jakarta, Pemprov DKI Segera Lakukan Langkah ini
Indonesia
Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen
Bhima menilai pemerintah juga perlu membentuk tim independen untuk memenuhi aspirasi dan tuntutan masyarakat,
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Langkah Konkret Yang Bisa Diambil Pemerintah Saat Rakyat Demo, Salah Satunya Turunkan Pajak Jadi 8 Persen
Bagikan