Realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Masih Lambat
Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Presiden)
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan anggaran belanja Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tahun ini sebesar Rp699 triliun harus cepat direalisasikan. Selain itu, penyaluran atau belaja harus tepat sasaran.
"Karena harus kejar-kejaran, dan tepat sasaran agar ekonomi kita bisa bangkit kembali,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2021 dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/5).
Baca Juga:
Pemulihan Ekonomi dan Sosial Masih Jadi Fokus Kebijakan Fiskal 2022
Presiden menyebutkan, realisasi belanja PEN berjalan lambat. Hingga saat ini, dana PEN baru tercairkan sebesar 24,6 persen dari total pagu anggaran di APBN 2021.
"Serapan belanja PEN, pemulihan ekonomi nasional, juga masih rendah baru 24,6 persen. Sekali lagi, kecepatan tapi juga ketepatan sasaran,” ujar dia.
Tahun 2021, adalah tahun percepatan pemulihan ekonomi nasional. Maka itu, lanjut Jokowi, perlu ada kecepatan realisasi belanja anggaran, namun tidak melupakan ketepatan, efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, serta Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), Kepala Negara mengingatkan di kuartal II 2021, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 7 persen setelah empat kuartal terakhir selalu berada di level negatif.
BPKP dan APIP perlu membantu pengawasan percepatan belanja anggaran pemerintah baik di tataran pusat maupun daerah.
"Saya minta BPKP, dan seluruh aparat pengawas intern pemerintah melihat betul, mencari penyebab lambatnya realisasi belanja anggaran ini," ujarnya/
Pemulihan ekonomi di kuartal II 2021 menjadi kian penting, karena akan menentukan momentum pemulihan setelah tekanan dampak pandemi COVID-19. Di tahun 2021 secara keseluruhan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 4-5 persen atau berbalik dari -2,07 persen di 2020.
"Target secara tahunan (year on year) untuk pertumbuhan ekonomi kita adalah 4,5-5,5 persen. Kalau ini (kuartal II) tidak ketemu angka 7 persen, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 2021 juga bisa jadi tidak tercapai," ujarnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, realisasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 21 Mei 2021 mencapai Rp183,98 triliun atau 26,3 persen dari pagu sebesar Rp699,43 triliun.
Realisasi PEN sebesar Rp183,98 triliun meliputi bidang kesehatan Rp31,64 triliun atau 18 persen dari pagu anggaran Rp172,84 triliun. Pagu anggaran untuk bidang kesehatan tersebut mengalami kenaikan sangat signifikan dibandingkan realisasi 2020 yakni sebesar Rp62,67 triliun.
Lalu, lemudian bidang perlindungan sosial terealisasi sebesar Rp57,40 triliun atau 39 persen dari pagu Rp148,27 triliun. Selanjutnya realisasi program prioritas adalah sebesar Rp23,21 triliun atau 18 persen dari pagu yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp127,85 triliun.
Sementara untuk program dukungan UMKM dan korporasi telah terealisasi sebesar Rp42,23 triliun atau 22 persen dari pagu Rp193,74 triliun. Terakhir yaitu untuk bidang insentif usaha terealisasi Rp29,51 triliun atau 52 persen dari pagu sebesar Rp56,73 triliun. (*)
Baca Juga:
Rp115 Triliun Sudah Dikucurkan Untuk Pemulihan Ekonomi di 2021
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
Komisi XI DPR Puji Kinerja Ekonomi Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Stimulus Jadi Perangsang
Laju Investasi Melambat, Menkeu Yakin Dengan Cara Ini Kembali Naik
Komentar Menkeu Purbaya Kinerja `1 Tahun Ekonomi Pemerintah Prabowo, Ada Perbaikan Konsumsi Warga
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang