Ratusan WNI yang Bergabung dengan ISIS Terus Dipantau


Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius (tengah) bersama tokoh NU Jatim Muhsin Ghazali (kanan), menghadiri sosialisasi penanggulangan terorisme di Tulungagung (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
MerahPutih.Com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memantau keberadaan dan perkembangan ratusan warga negara Indonesia yang ditengarai bergabung dalam organisasi Islam radikal, ISIS di Suriah, Timur Tengah.
"Keberadaan mereka akan terus kami pantau," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dikonfirmasi usai menghadiri forum silaturahim dan sosialisasi penanggulangan terorisme di salah satu hotel di Kabupaten Tulungagung, Selasa (15/8).
Suhardi yang datang didampingi deputi pencegahan dan deputi krisis BNPT tidak menjelaskan lebih jauh teknis pengawasan dimaksud.
BNPT saa ini aktif berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri guna mengawasi pergerakan WNI di luar negeri, khususnya kawasan Timur Tengah.
Menurut Suhardi, jumlah WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah saat ini diperkirakan masih ratusan orang. Ada 11 WNI anggota ISIS di Suriah yang akhirnya melarikan diri dan kini sudah dipulangkan ke Indonesia.
Namun, Suhardi yang bergegas menuju mobil usai mengikuti forum dialog enggan berkomentar soal penanganan WNI simpatisan ISIS yang kabur dan kini telah kembali ke Tanah Air tersebut.
"Itu nanti saja ya, nanti. Sekarang masalah ini dulu (sosialisasi pencegahan terorisme)," katanya merujuk forum silaturahim dengan 300 lebih kalangan ulama, warga nahdliyin dan tokoh masyarakat se-Tulungagung itu.
Dalam ceramahnya selama kurang lebih satu jam di depan forum ulama dan umaro se-Tulungagung itu, Suhardi Alius sempat menampilkan beberapa data statistik dan grafik tentang aksi teror serta perkembangan gerakan fundamental atau ekstremisme di Indonesia.
"Kalau anda lihat cuplikan tadi bisa dilihat betapa pelaku yang tewas bersama serangan bom bunuh diri pada 2011 itu tidak tampak wajah takut, stres apalagi menyesal. Ini hasil cuci otak oleh kelompok-kelompok ekstremis dengan memanfaatkan kalangan remaja yang dianggap mudah disusupi faham radikal," katanya.
Karenanya, ia berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk waspada, mengawasi anak-anak maupun remaja di sekitarnya yang memiliki perubahan sikap atau sifat secara mendadak, seperti tiba-tiba menyendiri dan enggan bergaul dengan sesamanya.
"Ada banyak kasus anak-anak kita yang dulunya pintar-cerdas, dan berpotensi tiba-tiba berubah menjadi radikal. Salah satunya dari Trenggalek, mahasiswa kedokteran di salah satu universitas ternama yang kemudian rela meninggalkan bangku kuliah, kabur ke Suriahdan bergabung dengan ISIS," kata Suhardi Alius.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan

BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online

4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS

BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara

Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
