Ramai-Ramai Gelar Open House

Rina GarminaRina Garmina - Minggu, 25 Juni 2017
Ramai-Ramai Gelar Open House
Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi merupakan salah satu pejabat di Tanah Air yang gemar mengadakan open house. (Foto: Twitter/@pramonoanung)

Lebaran tahun ini, Presiden Joko Widodo alias Jokowi, megadakan open house di Istana Negara, Jakarta. Open house dimulai pada pagi hari. Di sore hari, giliran wakil presiden yang menggelar open house di kediamannya.

Selain presiden dan wakil presiden, ketua MPR, menteri keuangan, ketua DPR RI, sejumlah pengusaha serta sederet selebriti Tanah juga mengadakan open house di hari raya. Belakangan, open house memang tengah menjadi tren. Acara ini tak hanya menjadi jamuan makan ketupat khas Lebaran, tapi sekaligus sebagai ajang silaturahmi.

Undangan yang hadir datang dari beragam profesi. Open house juga dapat mencairkan suasana serta sejenak menghilangkan kesenjangan antara pengundang dan tamu yang diundang.

Beda dengan Halal bi Halal

Pada undangan, pihak pengundang biasanya menggunakan kata "open house". Lalu, ada pula yang menyebutnya acara Halal bi Halal. Padahal, jika dilihat dari sisi bahasa, pemakaian istilah Halal bi Halal kurang pas.

Pemerhati dan peminat bahasa Indonesia biasanya menggunakan istilah "gelar griya", "sambang griya" dan "pintu terbuka" untuk menerjemahkan frasa "open house" yang berasal dari kosakata bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Kemudian ada juga yang mengusulkan memakai istilah "pisowanan" yang diambil dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Indonesia, kata ini berarti "berkunjung".

Namun, "pisowanan" mengandung nilai sosio-kultural yang menempatkan pengunjung dalam strata sosial yang lebih rendah daripada tuan rumah. Dalam "pisowanan", raja sebagai tuan rumah membuka pintu keraton membuka pintu keraton bagi rakyat untuk bertatap muka dan berdialog. Akibat mengandung ketaksetaraan sosial serta beraroma feodal, para pemerhati bahasa Indonesia yang latar belakangnya bukan Jawa merasa kurang nyaman memakai istilah ini.

Namun, penerjemahan semacam ini tidak memuaskan sejumlah warga Indonesia. Mereka lebih memilih istilah Halal bi Halal sebagai terjemahan frasa "open house" khas Lebaran. Anda sendiri, biasanya lebih sering menemukan undangan dengan menggunakan istilah yang mana? Open house, Halal bi Halal, "Sambang griya", "gelar griya" atau "pintu terbuka"?

Apapun istilahnya, yang terpenting ialah esensi yang dikandung. Yakni, mempererat tali silaturahmi di hari yang fitri ini. Selamat Lebaran!

Jokowi merupakan salah satu pejabat yang gemar mengadakan open house. Informasi detail dapat Anda baca pada artikel Presiden Jokowi Gelar Acara Open House Di Istana Jogja.

#Open House #Halal Bihalal #Silaturahmi #Presiden RI #Jokowi #Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)
Bagikan