R80, Warisan Terakhir BJ Habibie untuk Indonesia
Peninggalan terkahir dari B.J. Habibie yang belum selesai (Foto: regio-aviasi.co.id)
SELAMAT jalan B.J. Habibie, bapak teknologi Indonesia. Di antara banyak karya dan inovasi yang pernah ia buat, masih ada satu yang belum rampung. Warisan tersebut adalah pesawat R80. Model pesawat dari PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan yang dirintis oleh mendiang Habibie bersama putranya Ilham Akbar Habibie pada 2012.
Pesawat R80 didesain dengan mesin baling-baling turbo kembar. Jarang ada pesawat yang menggunakan mesin baling-baling saat ini. Namun ternyata mesin tersebut paling tepat digunakan untuk penerbangan dalam negeri. Jarak penerbangan dalam negeri terbilang pendek. Oleh sebab itu pesawat tidak memerlukan mesin yang terlalu kuat. Meski durasi penerbangan jadi lebih lama, tapi perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Baca juga:
Fly By Wire, Teknologi yang Diwariskan BJ Habibie untuk Dunia Aviasi
Selain itu mesin baling-baling lebih irit bahan bakar daripada mesin jet. Dengan begitu pesawat R80 tidak hanya efisien, tapi juga ramah lingkungan. Perusahaan yang menggunakan pesawat R80 nantinya akan mendapatkan keuntungan lebih karena dapat menghemat bahan bakar.
Pesawat dengan mesin baling-baling mampu terbang dan mendarat di landasan yang lebih pendek dibanding pesawat dengan mesin jet. Dilansir dari situs PT RAI, R80 rencananya mampu menampung 80-90 penumpang. Memiliki dua pintu masuk untuk penumpang, dua pintu darurat, dan dua pintu kargo.
Banyaknya pintu tersebut akan memungkinkan penumpang keluar dan masuk pesawat lebih cepat. Sehingga pesawat dapat melayani lebih banyak jadwal terbang dalam waktu yang singkat.
Baca juga:
Pesawat R80 didesain agar penumpang memiliki ruang gerak yang luas. Selain itu dinding pesawat ini dibuat untuk dapat menangkal suara dari luar pesawat agar para penumpang merasa lebih aman dan nyaman. Kokpit pesawat pun juga didesain seluas mungkin agar pilot memiliki banyak ruang. Sistem Fly by Wire tercanggih pun dipasang agar pesawat dapat terbang dengan aman.
Pesawat R80 sengaja dibuat oleh Habibie demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Dalam situs PT RAI tertulis kata-kata dari Habibie tentang proyek R80 ini, menurutnya (Habibie) transportasi udara adalah kendaraan yang mampu memperkuat hubungan antar daerah, meningkatkan ekonomi nasional, dan meningkatkan kekuatan dari negara kita. Kebutuhan transportasi udara tersebut harus diisi oleh orang Indonesia sendiri.
Oleh sebab itu dengan proyek R80, PT RAI mendesain dan memproduksi pesawat regional bertenaga mesin baling-baling tersebut. Proyek ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar, membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda bangsa, membangun jalinan antara stakeholder di dunia penerbangan, dan membangkitkan industri aviasi nasional.
Prototipe R80 pernah dipamerkan pada acara Bekraf Habibie Festival di Jiexpo Kemayoran pada 7-13 Agustus 2017. Saat ini PT RAI masih mengembangkan prototipe tersebut. Diharapkan mereka mampu menerbangkan pesawat R80 pertama kali pada tahun 2023 dan mulai dapat digunakan secara komersil pada tahun 2025. Pada saat itu lah mimpi Habibie yang tertulis di situs PT RAI akan terwujud. (sep)
Baca juga:
'Gula Jawa Berubah Jadi Gula Pasir', Awal Kisah Cinta Habibie dan Ainun
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Seluruh Armada Airbus A320 di Indonesia Rampungkan Pembaruan Software ELAC
Pesawat N219 Nurtanio Buatan PTDI Siap Terjun ke Pasar Komersial Angkut Penumpang dan Kargo
Penyebab Jatuhnya Pesawat Jenis GA8 Airvan di Karawang
Pesawat BRO Skydive Indonesia Jatuh dan 'Nyungsep' di Sawah Karawang, Lima Awak Dipastikan Selamat
Mensos Akui Nama BJ Habibie Telah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, tapi belum Disetujui Tahun Ini
Momen Presiden Prabowo Subianto Serah Terima Alutsista Pesawat Airbus A400M
Unit Pertama A400M Sampai dengan Selamat, Prabowo Malah Sudah Kode Nambah Armada 4 Kali Lipat
A400M Sang Raja Angkut Berat TNI AU Bikin Presiden Bangga dan Langsung Disiram Air Kembang, Siap Diterbangkan ke Gaza?
Pesawat Angkut Rasa Ambulans! Prabowo Ingin A400M TNI AU Jadi "Super Lifter" yang Jago Evakuasi Medis dan Lawan Kebakaran Hutan Sekaligus
Ketua Komisi II DPR Kritik KPU: Kalau Bisa Pakai Pesawat Biasa, Kenapa Harus Private Jet?