Putin Tegaskan Rusia Bisa Pakai Nuklir Jika Diserang


Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (20/10/2022) menginspeksi pelatihan personel rekrutan baru yang akan berpartisipasi dalam operasi militer khusus di Ukraina. (ANTARA/XINHUA/pri)
MerahPutih.com - Presiden Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Rusia dapat melawan dengan senjata nuklir jika diserang dengan senjata konvensional.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia yang disiarkan televisi, Putin mengumumkan bahwa berdasarkan revisi yang direncanakan, serangan terhadap negara tersebut oleh kekuatan non-nuklir dengan partisipasi atau dukungan kekuatan nuklir akan dilihat sebagai serangan bersama terhadap Federasi Rusia.
Putin menekankan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan konvensional yang menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan negaranya, demikian seperti diberitakan Aljazeera, Kamis (26/9).
Presiden Rusia adalah pembuat keputusan utama mengenai persenjataan nuklir Rusia dan perlu memberikan persetujuan akhir terhadap keputusan peluncuran senjata tersebut.
Baca juga:
Rusia akan Serang Pembangkit Listrik Bertenaga Nuklir Ukraina
Perubahan tersebut tampaknya secara signifikan menurunkan ambang batas bagi Rusia untuk menggunakan senjata atom dan terjadi saat sekutu Barat Ukraina mempertimbangkan apakah akan mengizinkan negara itu menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang target militer jauh di dalam Rusia.
Putin tidak merujuk langsung ke Ukraina, tetapi mengatakan revisi terhadap doktrin tersebut diperlukan mengingat lanskap global yang berubah dengan cepat telah menciptakan ancaman dan risiko baru bagi Rusia.
Rusia secara perlahan namun bertahap memperoleh kemajuan di Ukraina sejak melancarkan invasi besar-besaran ke negara itu dua setengah tahun lalu dan berupaya menghalangi sekutu Barat untuk memperkuat dukungan mereka.
Putin telah membuat beberapa ancaman tersirat mengenai serangan nuklir sejak meluncurkan perangnya dan telah menangguhkan keikutsertaan Rusia dalam perjanjian New START dengan AS, yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan masing-masing pihak. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi

Gempa Bumi Magnitude 7,9 Guncang Kamchatka di Rusia Timur Jauh, Jepang Keluarkan Peringatan Waspada Tsunami
