Puluhan WNI Diduga Jadi Korban Kapal Karam Saat Diselundupkan Ke Malaysia


SAR Tanjungpinang, Kepri, mengantisipasi korban kapal PMI tenggelam di Johor hanyut ke perairan Indonesia, dengan membentuk posko di dermaga Tanjung Uban. (ANTARA/HO-Humas SAR Tanjungpinang)
MerahPutih.com - Malaysia terus melakukan pencarian korbab akibat insiden kapal karam yang membawa lebih kurang 50 pendatang asing tanpa izin di Tanjung Balau yang dipercayai dari Indonesia menuju ke Malaysia.
Kapal pembawa pekerja migran Indonesia (PMI) itu dilaporkan tenggelam di perairan Tanjung Balau, Johor oleh salah seorang petugas MRSC, Rabu (15/12), sekitar pukul 04.40 WIB.
Maritime Rescue Sub Centre (MRSC) Johor Bahru, Malaysia menemukan tujuh mayat korban insiden kapal karam yang membawa 50 pendatang asing tanpa izin (PATI) di Tanjung Balau, Rabu (16/12), pada hari kedua pencarian korban.
Baca Juga:
Pemprov Jatim Wajibkan Pekerja Migran Mudik Karantina 14 Hari
"Sejauh ini jenis kelamin korban yaitu lima laki-laki dan dua orang wanita," ujar Wakil Direktur Operasi Badan Penegakan Maritim Malaysia, Maritim Negeri Johor, Kapten Maritim Simon Templer Lo Ak Tusa, di Johor Bahru dikutip Antara.
Dia mengatakan, dengan penemuan ini menjadikan jumlah keseluruhan korban sebanyak 32 orang, yaitu 14 korban selamat dan 18 korban meninggal dunia.
Maritim Malaysia bersama lembaga terkait telah melanjutkan operasi cari selamat hari kedua untuk menemukan sisa korban lebih kurang 18 orang yang masih belum ditemui
"Operasi dimulai pada jam 07.00 pagi dengan jangkauan 147 batu nautika pencarian di laut sekitar perairan Tanjung Balau dengan kekuatan aset Kapal Maritim (KM) Tegas dan bot petir 50 Maritim Malaysia serta aset-aset dari lembaga sahabat yang lain," katanya.
Operasi melibatkan 133 petugas terdiri dari Angkatan Tentara Malaysia (ATM), Polisi Diraja Malaysia (PDRM), Pasukan Polisi Marin (PPM), Angkatan Pertahanan Umum Malaysia (APM) serta Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM).
Maritim Malaysia meminta informasi dari seluruh komunitas maritim untuk melaporkan semua peristiwa darurat di laut melalui telepon ke MERS 999 atau Pusat Operasi Maritim Malaysia Negeri Johor pada nomor 07-2199401.
Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Nusa Tenggara Barat menelusuri sindikat calo yang memberangkatkan pekerja migran Indonesia (PMI) secara ilegal sehingga menjadi korban kapal tenggelam di perairan Malaysia.
"Kami akan tindak lanjuti setelah ada informasi yang disampaikan Perwakilan Republik Indonesia di Malaysia setelah mendalami korban yang selamat," kata Kepala UPT BP2MI NTB Abri Danar Prabawa, di Mataram, Kamis (16/12).
Ia berharap, para korban kapal tenggelam yang selamat bisa kooperatif memberikan informasi. Sebab, sponsor yang memberangkatkan PMI secara ilegal tersebut diduga tidak satu orang.
"Banyak sekali pihak yang diduga terlibat, mulai mulai dari desa, kota transit (tidak satu tempat) sampai di kota akhir sebelum menuju Malaysia," ujarnya.

Kantor Basarnas Tanjungpinang membuat posko SAR Gabungan di wilayah Dermaga UPP Tanjung Uban, Bintan, Kepri untuk mengantisipasi korban kapal pengangkut PMI tenggelam di perairan Johor, Malaysia hanyut memasuki perairan Indonesia.
"Kita telah mengerahkan dua regu tim SAR menggunakan RIB dari Pulau Dompak ke Dermaga Tanjung Uban untuk pendirian posko," kata Kepala Kantor Basarnas Tanjungpinang Slamet Riyadi di Tanjungpinang, Kamis.
Basarnas Tanjungpinang terus berkoordinasi dengan Maritime Rescue Sub Centre (MRSC) Johor Bahru terkait pencarian PMI tenggelam.
Ia menjelaskan Tim SAR Gabungan meliputi TNI AL, Polri, KPLP, Kapal Perikanan hingga himpunan nelayan setempat, siap bergerak membantu pencarian para korban jika diizinkan masuk teritorial "Negeri Jiran" itu.
Satgas KJRI Johor Bahru, Jumat (17/12), akan melanjutkan penyisiran ke lokasi tempat kapal karam tersebut di Tanjung Balau.
Baca Juga:
Di Tengah Ancaman Omicron, Pemerintah Diminta Tak Lepas Tangan Nasib Pekerja Migran
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Muhammadiyah Resmika Rumah Hamka di Malaysia, Aset Dibeli Sejak 2024

[HOAKS atau FAKTA] : Takut Terjadi Perang, Malaysia Minta Maaf dan Kembalikan Blok Ambalat ke Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA] : Takut Terjadi Perang, Malaysia Minta Maaf dan Kembalikan Blok Ambalat ke Indonesia](https://img.merahputih.com/media/d3/ef/cd/d3efcda4ca4af508cc1aa1cc3dfdfc1a_182x135.png)
Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang

Pekerja Migran Perlu Regulasi dan Pembekalan Pengetahuan Sebelum Dikirim ke Luar Negeri

[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia untuk Bekerja di Jepang
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia untuk Bekerja di Jepang](https://img.merahputih.com/media/42/61/3d/42613d2d8aed69cc9a59274152141868_182x135.png)
Profil Mukhtarudin yang Dilantik Jadi Menteri P2MI, Gantikan Posisi Abdul Kadir Karding

Polisi Bandara Soetta Gagalkan Pengiriman 10 WNI ke Kamboja, Direkrut Melalui Iklan di Facebook

Kesulitan Cari Helikopter Diduga Jatuh di Kalsel, Tim Sar Fokuskan di Titik Terakhir Flight Radar

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Bagikan Uang Sitaan Korupsi Impor Gula Rp 565 Miliar untuk TKI
![[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Bagikan Uang Sitaan Korupsi Impor Gula Rp 565 Miliar untuk TKI](https://img.merahputih.com/media/0f/5e/63/0f5e63ae94c8a8aead07db357fa49980_182x135.png)