PT Cordlife Persada Resmikan Lab dengan Layanan NIPT untuk Deteksi Dini Risiko Down Syndrome


Peresmian Lab PT Cordlife Persada. (Foto: PT Cordlife Persada)
MerahPutih.com - PT Cordlife Persada meresmikan Laboratorium Diagnostik Molekuler yang akan berperan sebagai pusat atau central hub terkait pemeriksaan NIPT dari negara lain seperti Malaysia, Hongkong, dan Filipina. Lab ini berlokasi di Jakarta.
Laboratorium ini akan dilengkapi dengan teknologi yang dapat memudahkan ibu hamil untuk mengetahui potensi risiko kelainan pada janin seperti trisomi 21(Down Syndrome), trisomi 18 (Edwards Syndrome), dan trisomi 13 (Patau Syndrome).
Proses skrining akan menggunakan sampel darah Ibu, yang juga mengandung fragmen DNA dari janin. DNA membentuk gen dan kromosom seseorang, dan memberi informasi tentang susunan genetik janin yang akan terbaca oleh ahli laboratorium. Normalnya, manusia memiliki 46 kromosom yang dikelompokkan dalam 23 pasang.
”Hasil pemeriksaan kelainan kromosom dapat memberikan informasi yang penting untuk membuat keputusan terbaik terkait perawatan kehamilan dan persiapan kelahiran," uja Retno Suprihatin, Country Director PT Cordlife Persada saat meresmikan laboratorium ini di Jakarta belum lama ini.
Baca juga:
Sepatu Khusus untuk Anak Penyandang Down Syndrome dan Cerebral Palsy
Selain itu, Intan Widya Sukma, Product Manager Cordlife Persada menambahkan bahwa intinya NIPT adalah pemeriksaan skrining untuk memeriksa kelainan kromosom pada janin. Pemeriksaan ini sudah lama diketahui memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
"Kami mendatangkan peralatan dan teknologi yang paling mutakhir dari generasi terbaru. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memeriksa sampai dengan 142 kelainan, yang paling dikenal di antaranya adalah Down Syndrome," ujarnya. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
