Headline

Protes Tindakan Represif Pemerintah, Massa Turun ke Jalan

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 03 Februari 2019
 Protes Tindakan Represif Pemerintah, Massa Turun ke Jalan

Protes antipemerintah di ibu kota Serbia, Beograd (Foto: Blic)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Ribuan massa turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah yang dianggap gagal memberikan jaminan hidup yang layak kepada masyarakat.

Ribuan massa antipemerintah ruah di jalan utama Kota Beograd, ibu kota Serbia pada Minggu (3/2). Massa membawa spanduk yang rata-rata menggugat tindakan represif pemerintah, salah satunya bertuliskan 'satu dari lima juta'.

Apa yang disebut sebagai protes "satu dari lima juta" itu dimulai pada 8 Desember 2018, setelah satu peristiwa pada 23 November, ketika seorang politikus oposisi Borko Stefanovic diserang dan dipukuli di kota kecil Kursevac di bagian selatan negeri tersebut.

Pawai pada Sabtu menandai protes rutin kesembilan berturut-turut di Beograd.

Massa antipemerintah berunjuk rasa di Beograd
Massa antipemerintah melakukan aksi turun ke jalan di ibu kota Serbia, Beograd (Foto: Blic)

Satu pawai luar biasa diselenggarakan pada 16 Januari, ketika pemrotes menggelar peringatan pertama pembunuhan yang tak terselesaikan atas politikus Serbia Kosovo Oliver Ivanovic di Kosovska Mitrovica, Kosovo.

Protes hanya direncanakan untuk diselenggarakan di Beograd tapi pada Januari rakyat di lebih dari 30 kota besar dan kecila bergabung dengan gerakan itu dengan menyelenggarakan protes mereka sendiri.

Warga di sebanyak 20 kota besar dan kecil telah mengumumkan mereka akan menggelar pertemuan terbuka pada Februari, kata penyelenggara.

Salah satu kota terbesar seperti Nis, Novi Sad, Kragujevac, Vranje, Cacak, Mladenovac, Pozarevac dan Uzice sudah menyelenggarakan protes.

Protes rutin dimulai pada pukul 18.00 waktu setempat di Bundaran Pelajar di pusat Kota Beograd. Setelah pidato, massa bergerak ke gedung Parlemen, Istana Presiden, gedung lembaga penyiaran publik, RTS, dan kadangkala ke gedung pemerintah.

Pemrotes membawa spanduk yang bertuliskan, "Bangunlah Serbia", "Vucic gugur, kapitalisme gugur" dan "Kami bersama rakyat".

Ribuan warga turun ke jalan di Beograd
Ribuan warga menuntut menteri mundur dan kasus pembunuhan politisi segera dituntaskan (Foto: Blic)

"Protes Terhadap Kediktatoran" adalah kelompok yang secara resmi menyelenggarakan protes itu.

Kelompok yang sama menyelenggarakan protes massa sebelumnya, setelah Alekzandar Vucic, Presiden Serbia saat ini terpilih pada 2016.

Sementara itu, banyak anggota partai oposisi juga ikut dalam protes tersebut.

Sebagaimana dilansir Antara dari Anadolu, tuntutan utama pemrotes adalah pengawasan yang lebih baik atas proses pemilihan umum dan kampanye serta sanksi pidana buat mereka yang melakukan pelanggaran kampanye.

Pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Nebojsa Steganovic, karena ia diduga menghina pemrotes, juga menjadi salah satu tuntutan pengunjuk rasa.

Massa juga menuntut penyelesaian kasus pembunuhan politikus Serbia Kosovo Oliver Ivanovic.

Selain itu, mereka menuntut wakil dalam protes diberi waktu lima menit dalam tayangan berita utama lembaga penyiaran publik, RTS, dan kehadiran yang lebih rutin politikus oposisi di RTS.

Sementara itu, Vucic berkeras bahwa ia takkan menyerah terhadap "pemerasan dari politisi oposisi" tapi telah menambahkan ia bersedia bertemu dan mendengar dari warga yang tidak puas terhadap pemerintahannya.

Vucic juga mengatakan jika oposisi menginginkan pemilihan umum sela, ia siap melakukannya dan, jika ia kalah, ia siap melepaskan semua jabatannya.

Namun, partai oposisi di Aliansi mengatakan mereka takkan ikut dalam pemilihan umum sela.

Aliansi bagi Serbia, kelompok longgar 30 organisasi dan partai oposisi sekarang memainkan peran penting dalam mengumpulkan pemrotes. Vucic dan koalisinya memiliki mayoritas 160 kursi di Parlemen, yang memiliki 250 anggota.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Jokowi Klaim Elektabilitasnya Naik Lagi

#Aksi Unjuk Rasa #Aksi Massa #Demo Rusuh
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Polda Jatim Amankan 997 Orang dalam Demonstrasi Anarkis, Catat Kerugian hingga Rp 256 Miliar
Sebanyak 682 orang sudah dipulangkan, sedangkan 315 masih menjalani proses hukum.
Frengky Aruan - Kamis, 18 September 2025
Polda Jatim Amankan 997 Orang dalam Demonstrasi Anarkis, Catat Kerugian hingga Rp 256 Miliar
Indonesia
Soroti Kriminalisasi Usai Aksi 25 Agustus, Legislator PDIP: Ancaman Serius bagi Demokrasi
Pola penegakan hukum yang represif dinilai melukai prinsip demokrasi hingga memperlebar jurang ketidakpercayaan antara rakyat dan negara.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Soroti Kriminalisasi Usai Aksi 25 Agustus, Legislator PDIP: Ancaman Serius bagi Demokrasi
Indonesia
Sempat Dilaporkan Hilang setelah Demo di Jakarta, 2 Pemuda Akhirnya Ditemukan dan Minta Maaf
Dua pemuda yang dikira hilang saat demo di Jakarta kini telah kembali ke keluarga.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Sempat Dilaporkan Hilang setelah Demo di Jakarta, 2 Pemuda Akhirnya Ditemukan dan Minta Maaf
Indonesia
Demo Ojol 17 September 2025 di Istana dan DPR, Massa Tuntut Pencopotan Menteri Perhubungan
Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia menilai sejak Dudy diangkan menjadi Menhub, kinerja kementerian mengalami kemunduran.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 16 September 2025
Demo Ojol 17 September 2025 di Istana dan DPR, Massa Tuntut Pencopotan Menteri Perhubungan
Indonesia
42 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka oleh Polda Jabar terkait Demonstrasi Berujung Rusuh di Bandung
Di mana 16 di antaranya ditetapkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Siber (Ditreskrimsiber) lantaran menyebarkan konten provokatif, hasutan, serta berita bohong di media sosial.
Frengky Aruan - Selasa, 16 September 2025
42 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka oleh Polda Jabar terkait Demonstrasi Berujung Rusuh di Bandung
Indonesia
Setelah Penangkapan para Perusuh, Polda Metro Bantah Rumor Incar para Pendemo untuk Dipidana
Proses penyidikan terhadap para tersangka kerusuhan dilakukan secara profesional dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
Setelah Penangkapan para Perusuh, Polda Metro Bantah Rumor Incar para Pendemo untuk Dipidana
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : BEM UI Peringatkan Masyarakat tidak Keluar Malam karena Ada Operasi Penembak Misterius
BEM UI tidak pernah mengeluarkan imbauan tersebut.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
[HOAKS atau FAKTA] : BEM UI Peringatkan Masyarakat tidak Keluar Malam karena Ada Operasi Penembak Misterius
Berita Foto
Aksi Unjuk Rasa Tuntut Sahkan RUU Perampasan Aset di Depan Gedung DPR
Aksi sejumlah massa menggelar unjuk rasa menutut sahkan RUU Perampasan Aset di depan Gerbang Utama Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).
Didik Setiawan - Senin, 15 September 2025
Aksi Unjuk Rasa Tuntut Sahkan RUU Perampasan Aset di Depan Gedung DPR
Indonesia
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Generasi rentan terdiri dari pengemudi ojek daring, kurir e-commerce, freelancer digital, hingga content creator kecil.
Dwi Astarini - Senin, 15 September 2025
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Dunia
Nepal Bakal Bubarkan Parlemen, Umumkan Keadaan Darurat dan Bentuk Pemerintahan Sementara
tentara dikerahkan ke seluruh negeri pada awal pekan ini setelah aksi kekerasan meningkat. Perintah larangan dan jam malam juga diberlakukan pada Selasa malam.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 13 September 2025
Nepal Bakal Bubarkan Parlemen, Umumkan Keadaan Darurat dan Bentuk Pemerintahan Sementara
Bagikan