Presiden Ukraina Minta Bantuan Sistem Pertahanan Udara ke Pemerintah Baru Italia
 Zulfikar Sy - Rabu, 26 Oktober 2022
Zulfikar Sy - Rabu, 26 Oktober 2022 
                Arsip - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara selama wawancara dengan Reuters. ANTARA/REUTERS/Valentyn Ogirenko/as
MerahPutih.com - Perang antara dua negara bertetangga Rusia dan Ukraina hingga kini belum berhenti. Pasukan Rusia terus melakukan penyerangan ke wilayah Ukraina, tak terkecuali lewat udara.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (25/10), meminta bantuan sistem pertahanan udara ke Italia.
"Kami membutuhkan pertahanan anti-pesawat, itu penting bagi kami," kata Zelenskyy ketika menanggapi pertanyaan surat kabar Corriere della Sera tentang permintaan khusus apa yang ia ajukan kepada Italia.
Baca Juga:
Selain Kirim Senjata, Prancis Latih 2.000 Tentara Ukraina
Presiden mengatakan bahwa Ukraina menginginkan para pengungsi kembali ke negara itu serta membangun kembali ekonomi dan anak-anak kembali bersekolah.
"Untuk ini, kami memerlukan senjata untuk melawan serangan-serangan udara sekaligus untuk memastikan keselamatan warga sipil. Italia memproduksi sistem pertahanan anti-pesawat bersama dengan Prancis dan Jerman. Kami harap mereka dapat membantu kami," katanya, seperti dikutip Antara.
Ketika ditanya mengenai pemerintah baru di Italia, Zelenskyy menjawab, "Untuk saat ini saya hanya dapat berbicara secara positif tentang pemerintah baru (Italia), tidak ada kesan negatif," katanya.
Disebutkan pula bahwa Zelenskyy telah menelepon Perdana Menteri baru terpilih Giorgia Meloni. "Saya mengundangnya untuk ke Kiev dan ia katakan bersedia datang," kata presiden.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Perang Rusia-Ukraina Rekayasa Amerika
Saat disinggung soal peran Tiongkok dalam perang Rusia terhadap Ukraina, Zelenskyy mengatakan, "Tiongkok tidak mendukung Rusia secara militer dan ini sangat penting."
Pemerintah baru Italia resmi dilantik pada Minggu (23/10). Bersama dengan PM Meloni, 24 menteri Kabinet, termasuk enam menteri perempuan, menyatakan sumpah di hadapan Presiden Sergio Mattarella di Roma.
Partai sayap kanan Persaudaraan Italia yang dipimpin Meloni unggul dalam pemilu 25 September dan ia membentuk pemerintah koalisi sayap kanan pada Jumat (21/10). (Knu)
Baca Juga:
Majelis Umum PBB Nyatakan Referendum 4 Wilayah Ukraina Gabung Rusia Ilegal
Bagikan
Berita Terkait
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
 
                      DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
 
                      Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
 
                      Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
 
                      Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
 
                      Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
 
                      China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
 
                      Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
 
                      Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
 
                      Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
 
                      




