Presiden Jokowi Serukan Negara G7 dan G20 Atasi Krisis Pangan


Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 ke-48 yang digelar di Schloss Elmau, Pegunungan Alpen Bavaria pada hari kedua kunjungan kerja di Jerman, Senin (27/6).
Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang agar tidak jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Hadiri KTT G7 pada Hari Kedua Kunjungan Kerja di Jerman
Hal tersebut ditegaskan Presiden Jokowi saat menyampaikan pandangannya pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender.
“Sebanyak 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden menekankan pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia paling mendasar. Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.
“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” kata Presiden.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.
Baca Juga:
Jokowi Telah Tiba di Jerman Untuk Hadiri KTT G7 di Istana Elmau
Menurut Presiden, terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut. Yang pertama adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan.
Yang kedua menurut Presiden adalah komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.
Di akhir sambutannya, Presiden kembali menyerukan pentingnya negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan ini, juga mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.
“Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” ujar Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam sesi ini yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (*)
Baca Juga:
Jokowi Dorong Pemulihan Rantai Pasok dan Atasi Potensi Krisis Pangan di KTT G7
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Prabowo Senang Bupati Bangun Irigasi, Produksi Pangan Tetap Naik Saat Hadapi Musim Kering

Saat Pertemuan Menteri G20 Sri Mulyani Pamer Cara Indonesia Atasi Masalah Dana Buat Pembangunan

Bahas Perang Tarif di Afrika Selatan, Sri Mulyani Ingin G20 Kerja Sama Saling Menguntungkan

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Kedaulatan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk, Pemerintah Didorong Jadikan Singkong Komoditas Strategis Nasional

Krisis Kemanusian di Gaza Kian Memburuk, 500 Ribu Orang Diambang Kelaparan

Daya Beli Tengah Tertekan, Harga Pangan Harus Dikendalikan

Tidak Pikirkan Harga Saham, Prabowo Ingin Indonesia Jadi Lumbung Pangan Buat Misi Kemanusian

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Ibu Negara Brasil Umpat Elon Musk di Acara G-20
