PPP Minta DPR Akomodasi Pandangan Ormas Keagamaan dalam RUU HIP

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 13 Juni 2020
PPP Minta DPR Akomodasi Pandangan Ormas Keagamaan dalam RUU HIP

Sekjen PPP Arsul Sani (MP/Fadhli)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Disetujuinya RUU Haluan Idiologi Pancasila (HIP) sebagai RUU inisiatif DPR pada masa sidang lalu telah mendapat respons baik berupa masukan maupun kritik dari sejumlah organisasi Islam dan elemen masyarakat sipil lainnya.

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyampaikan, apresiasi atas semua respons dari berbagai ormas keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan lain-lain.

Baca Juga:

Peringati Hari Lahir Pancasila, Ormas Tabur Bunga di Makam Pahlawan

Menurutnya, semua respons itu menunjukkan bahwa umat Islam ingin menjaga Pancasila sebagai dasar, idiologi dan falsafah negara yang sudah disepakati pada saat NKRI ini didirikan.

"Oleh karena itu, PPP mengajak kepada semua kekuatan politik di DPR agar hasil akhir pembahasan RUU HIP nantinya tidak mereduksi pemahaman dan penafsiran Pancasila kembali ke konsep dan pemikiran yang diperdebatkan pada masa ketika para pendiri bangsa menyiapkan kemerdekaan Indonesia," kata Arsul dalam keterangannya, Sabtu (13/6).

Wakil Ketua MPR ini memastikan PPP akan menjadikan respons dari ormas-ormas keagamaan itu sebagai bagian utama dari sikap dan pandangan politiknya dalam pembahasan RUU HIP nanti.

Menteri Koordinator bidang Polhukam, Mahfud MD, saat berdialog dengan sejumlah purnawirawan TNI di Kantor Kementerian Koordinator bidang Polhukam, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA/HO-Humas Kementerian Koordinator bidang Polhukam
Ilustrasi - Menteri Koordinator bidang Polhukam, Mahfud MD, saat berdialog dengan sejumlah purnawirawan TNI terkait ideologi Pancasila, di Kantor Kementerian Koordinator bidang Polhukam, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA/HO-Humas Kementerian Koordinator bidang Polhukam

Arsul ingin menekankan bahwa RUU HIP itu belum disahkan dan menjadi UU. Bahkan, tahapan pembahasan substansinya belum dimulai karena pemerintah masih menyusun Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang akan menjadi bahan pembahasan.

"Dalam menysun DIM ini, PPP telah mendesak pemerintah agar tidak hanya meminta masukan dari kementerian dan lembaga terkait, tetapi juga dari ormas keagamaan dan elemen masyarakat sipil lainnya mengingat sensitivitas dan potensi RUU ini untuk memunculkan politik identitas baru di tengah-tengah masyarakat kita," ujarnya.

Di internal DPR sendiri, PPP dan sejumlah fraksi telah memberikan catatan ketika RUU itu disetujui untuk dibahas sebagai inisiatif DPR. Oleh karena itu menurut Arsul, jangan ada anggapan bahwa apa yang ada dalam RUU HIP itu nanti pasti disahkan. Dalam pembahasan, tambah Arsul, isi dan substansi RUU HIP sangat terbuka untuk berubah.

"Terkait dengan Ketetapan MPRS No. XXV Tahun 1966 yang menjadi landasan hukum larangan penyebaran paham dan ajaran komunisme, marxisme dan leninisme, maka PPP akan bersama fraksi-fraksi yang sepaham agar masuk kedalam konsideran maupun penjelasan undang-undang tersebut nantinya," tuturnya.

Baca Juga:

Masih Legalkan Hukuman Mati, Harlah Pancasila Dianggap Hanya Pepesan Kosong

PPP sendiri, lanjut Arsul, berpandangan bahwa RUU tersebut mestinya cukup fokus pada pengaturan eksistensi, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BPIP sebagai organ pemerintah untuk melakukan pembinaan idiologi Pancasila.

Oleh karena itu, PPP meminta RUU tersebut tidak masuk secara mendalam dengan mengatur substansi yang pada akhirnya justru menjadi kontroversi baru tentang tafsir atau pemahaman Pancasila.

"Di kalangan para ahli hukum dan ilmu perundang-undangan sebagian materi RUU HIP ini juga dikritisi soal tepat-tidaknya diatur sebagai materi muatan undang-undang," pungkasnya. (Pon)

Baca Juga:

Harlah Pancasila, AHY Soroti Ancaman Terhadap Jurnalis dan Akademisi di Indonesia

#Asrul Sani #Pancasila
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Hasil kajian tersebut menghasilkan 17 Oktober dipilih sebagai momentum yang tepat sebagai tanggal peringatan Hari Kebudayaan yang bertepatan dengan lahirnya satu dari empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, UUD 945 dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Indonesia
Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor
Rudy juga meminta Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, dan Kkantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah I Jawa Barat untuk meneruskan instruksi tersebut ke seluruh sekolah dan lembaga pendidikan tinggi
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
 Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor
Indonesia
DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP
Baleg DPR RI akan mempercepat jalannya pembahasan RUU BPIP dalam beberapa hari ke depan agar dapat segera rampung pada pembahasan Tingkat I.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 09 Juli 2025
DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP
Indonesia
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Warga yang melakukan pembubaran beralasan rumah itu dijadikan tempat ibadah tanpa izin.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 Juli 2025
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Indonesia
Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi
Teka-teki absennya Jokowi saat upcara Hari Pancasila terjawab
Wisnu Cipto - Selasa, 03 Juni 2025
Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi
Indonesia
Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
Prabowo yakin Indonesia bisa tumbuh kuat jika bersih dari korupsi, manipulasi, dan penipuan
Wisnu Cipto - Senin, 02 Juni 2025
Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
Indonesia
Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia
Prabowo berpandangan Indonesia adalah bangsa besar dengan kekayaan luar biasa
Wisnu Cipto - Senin, 02 Juni 2025
Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia
Indonesia
Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi
Prabowo bahkan sempat berpindah tempat duduk, mendekat dan duduk tepat di sebelah Megawati
Wisnu Cipto - Senin, 02 Juni 2025
Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi
Indonesia
Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa
Kepala Negara menegaskan pentingnya menjaga persatuan nasional di tengah ancaman adu domba dari pihak luar.
Wisnu Cipto - Senin, 02 Juni 2025
Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa
Indonesia
Upacara Hari Pancasila, Lalu Lintas di Sekitar Gedung Pancasila Dialihkan
Ruas jalan yang terdampak meliputi Jalan Banteng Barat, Jalan Taman Pejambon, dan Jalan Kwini II. Pengendara baik roda dua maupun roda empat disarankan mencari rute alternatif guna menghindari kemacetan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 02 Juni 2025
Upacara Hari Pancasila, Lalu Lintas di Sekitar Gedung Pancasila Dialihkan
Bagikan