PPP Akui Kurang Sreg Demokrat dan Gerindra Gabung Koalisi

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 13 Oktober 2019
PPP Akui Kurang Sreg Demokrat dan Gerindra Gabung Koalisi

Achmad Baidowi (F-PPP)/Foto:Andri/Iw

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Partai Persatuan Pembangunan mengaku agak kurang sreg jika partai Gerindra dan Demokrat gabung ke koalisi Joko Widodo. Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi

Baidowi mengumpamakan jika terlalu banyak partai yang masuk dan bergabung ke koalisi. Maka secara tidak sadar partai yang dahulunya beda dukungan di Pilpres hanya ingin mendapatkan keuntungan pragmatis.

Baca Juga

Ketimbang Demokrat, Jokowi Lebih Pilih Gerindra

“Kalau banyak terjadi dukungan ke pemerintah. Maka jenis kelamin kita enggak jelas. Makin membenarkan ingin dapat kekuasaan,” urainya saat acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/10).

Baidowi menilai, jika partai baru ingin masuk, maka harusnya dia meminta izin dulu. "Kan kalau ada tamu masuk ya harusnya minta izin masuk dulu. Lalu mau diterima dimana, di ruangan, kamar atau tempat lain," kata dia.

Ia mengatakan sejatinya tidak ada partai yang ingin menjadi oposisi. Semuanya ingin menjadi pemenang dan masuk dalam pemerintahan.

Wasekjen PPP Achmad Baidowi (ppp.or.id) (ANTARA/ppp.or.id/aa)
Wasekjen PPP Achmad Baidowi (ppp.or.id) (ANTARA/ppp.or.id/aa)

”Karena menjadi opisisi hanya takdir saja kalah saat pemilu. Jadi semua ingin menjadi bagian dari pemerintahan, karena ingin jadi bagian dari pemenang,” tutur Baidowi.

Namun demikian, PPP tidak mengintervensi Presiden Jokowi dalam menyusun kabinet di pemerintahan. Baidowi mengatakan partainya menyerahkan semuanya kepada Presiden Jokowi sebagai pemegang kekuasaan di kabinet.

Baca Juga

Surya Paloh Anggap Pertemuan Prabowo-Jokowi Berikan Nilai Positif

“PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Jokowi untuk gunakan kapasitasnya, sesuai dengan pengalaman, Pak Jokowi tidak meninggalkan partai yang sudah berkeringat,” pungkasnya.

Sekadar informasi, di koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini sudah ada sepuluh partai. Mereka adalah, PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PBB, PKPI.

Sementara Demokrat dan Gerindra sudah menunjukkan sinyal merapat ke pemerintah lima tahun mendatang. Kemudian PAN belum diajak bergabung oleh Jokowi di pemerintahan. Untuk PKS sudah menyatakan menjadi oposisi, melanjutkan komitmennya berada di luar koalisi.

Baca Juga

Gerindra Gabung Pemerintah, Kabar Buruk Bagi Oposisi

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah memberikan sinyal bergabung ke koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Belum lagi Demokrat juga menunjukkan gelagat bisa ada di dalam pemerintah.

Apalagi Gerindra sudah mengajukan kosepnya ke Presiden Jokowi ‎mengenai ketahanan pangan, energi, pengentasan kemiskinan dan permasalahan di bidang ekonomi. Bagaimana tanggapan partai koalisi jika Gerindra bergabung ke koalisi. Demokrat pun sama. Mengajukan 14 program prioritas kepada Presiden Jokowi untuk bisa menjadi bahan masukan. (Knu)

#Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Namanya Masuk Bursa Caketum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
Jokowi menolak halus tawaran calon ketua umum PPP tersebut
Frengky Aruan - Jumat, 06 Juni 2025
Namanya Masuk Bursa Caketum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
Indonesia
Jelang Muktamar Pemilihan Ketum Baru, Kader PPP Minta Ketua Majelis Partai Romahurmuziy Dievaluasi
Pria yang akrab disapa Rommy itu dianggap mayoritas kader PPP DKI Jakarta sudah membuat sejumlah pernyataan blunder.
Frengky Aruan - Rabu, 04 Juni 2025
Jelang Muktamar Pemilihan Ketum Baru, Kader PPP Minta Ketua Majelis Partai Romahurmuziy Dievaluasi
Indonesia
PPP Tak Lolos Parlemen, Mardiono Diminta Gelar Muktamar
Pimpinan Majelis Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Plt ketua umumnya, Mardiono menggelar Muktamar awal tahun 2025 atas kegagalannya memimpin partai.
Frengky Aruan - Jumat, 01 November 2024
PPP Tak Lolos Parlemen, Mardiono Diminta Gelar Muktamar
Indonesia
PPP Tindak Tegas Oknum yang Mengatasnamakan Partainya di Pilkada Jakarta
Berbagai upaya manuver pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur semakin banyak dilakukan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 31 Oktober 2024
PPP Tindak Tegas Oknum yang Mengatasnamakan Partainya di Pilkada Jakarta
Indonesia
DPW PPP Jateng Minta Mardiono Dicopot sebagai Plt Ketua Umum
DPW PPP Jateng meminta Mardiono dicopot sebagai Plt Ketua Umum. Sebab, Mardiono dianggap tak mampu mengelola manajemen organisasi politik.
Soffi Amira - Senin, 09 September 2024
DPW PPP Jateng Minta Mardiono Dicopot sebagai Plt Ketua Umum
Indonesia
PPP Bantah Merapat ke Prabowo karena Dijanjikan Jatah Kursi Menteri
PPP merapat ke KIM setelah Pilpres 2024 dalam rangka memaksimalkan politik amar ma'ruf nahi munkar yang menjadi prinsip partai.
Wisnu Cipto - Jumat, 16 Agustus 2024
PPP Bantah Merapat ke Prabowo karena Dijanjikan Jatah Kursi Menteri
Indonesia
PPP Instruksikan Salat Gaib Nasional untuk Hamzah Haz
PPP merasakan duka mendalam atas kepergian Hamzah Haz.
Wisnu Cipto - Rabu, 24 Juli 2024
PPP Instruksikan Salat Gaib Nasional untuk Hamzah Haz
Indonesia
PPP Berduka, Kenang Hamzah Haz Sebagai Sosok Politisi Teduh
Hamzah Haz merupakan politisi senior yang menjadi teladan lantaran mampu mengukir sejarah menjadi wakil presiden dari PPP.
Wisnu Cipto - Rabu, 24 Juli 2024
PPP Berduka, Kenang Hamzah Haz Sebagai Sosok Politisi Teduh
Indonesia
Meninggal Dunia, Berikut Karier Politik Hamzah Haz
Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia (RI) Hamzah Haz meninggal dunia, Rabu (24/7), dalam usia 84 tahun.
Frengky Aruan - Rabu, 24 Juli 2024
Meninggal Dunia, Berikut Karier Politik Hamzah Haz
Indonesia
PPP Dukung Pemerintahan Prabowo, Berharap Dapat Kursi Menteri?
Plt Ketua Umum PPP mengatakan tawaran untuk bergabung dalam pemerintahan baru merupakan hak Prabowo sebagai presiden terpilih.
Frengky Aruan - Rabu, 24 Juli 2024
PPP Dukung Pemerintahan Prabowo, Berharap Dapat Kursi Menteri?
Bagikan