Politisi PDIP: Stop Berwacana, Saatnya Operasionalisasi Pancasila
Eva Kusuma Sundari (Foto: Facebook/Eva Kusuma Sundari)
MerahPutih.com - Ketua Kaukus Pancasila, Eva Sundari mengatakan, Pancasila sebagai ideologi sudah saatnya dioperasionalisasikan dengan cara diintegrasikan ke dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan sosial.
Di dunia pendidikan, kata Eva, Mendikbud, Menag, Menristekdikti dan kementrian-kementrian yang mengelola sekolah-sekolah kedinasan harus mempunyai perencanaan kerja bagaimana Pancasila diajarkan dan nilai-nilai Pancasila diintegrasikan ke dalam silabus pendidikan.
"Perencanaan harus menyeluruh mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi beserta program-program pembiasannya, misalnya upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hormat bendera," kata Eva lewat pesan singkat kepada MerahPutih.com, Jumat (1/6).
Menurut Eva, Keluaran sistem pendidikan harus dibuat jelas dan terukur baik yang terkait kapasitas profesional maupun kapasitas sosial kewarganegaraan.
"Misalnya toleransi, kerjasama team lintas SARA, solidariftas sosial, pro persatuan, dan patriotisme. Pembentukan karakter dan kepribadian siswa sesuai Pancasila adalah tujuan sistem pendidikan nasional kita," ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan ini melanjutkan, di saat yang sama, sekolah juga harus menutup rapat sumber-sumber penyebaran nilai-nilai intoleransi dan anti Pancasila.
Kemenag, ujar Eva, perlu menyelenggarakan pendidikan Pancasila bagi guru-guru agama selain melakukan evaluasi terhadap materi pengajaran agama Islam sehingga tidak ada lagi materi yang asimetris dengan Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Kemendikti misalnya sudah membuat terobosan kebijakan yang memasukkan pengawasan masjid kampus (pengurus dan materi pengajian) ke dalam tanggung jawab langsung rektor," jelas dia.
Sebaiknya pula, lanjut Eva, KemenPAN-RB juga mempunyai program counter radicalism yang bisa dipakai oleh menteri-menteri untuk mengatasi dan merehabilitasi sejumlah ASN yang terpapar paham intoleransi dan anti Pancasila.
"Pembenahan yang sama juga harus dilakukan oleh kapolri dan panglima TNI mengingat di dalam lembaga TNI-POLRI juga telah ditemukan banyak aparatur yang terpapar paham intoleransi dan anti Pancasila," ungkapnya.
Sejumlah fakta tersebut memang ironis, namun menurut Eva sikap penyangkalan atas realitas bahwa lembaga-lembaga pertahanan keamanan telah kesusupan paham anti Pancasila akan memperburuk keadaan.
"BNPT dan BPIP sepatutnya bekerjasama dalam membangun tidak hanya program deradikalisasi, reedukasi dan resosialisasi namun juga harus membangun program holistik kontra radikalisme yang berisi materi pendidikan kritis terkait konstitusionalisme," tuturnya.
Eva menegaskan, bahwa negara sendiri tidak bisa mengatasi masalah pengarusutamaan Pancasila dalam masyarakat. Untuk itu, forum-forum lintas iman beserta penghayat kepercayaan perlu diperbanyak dan diaktifkan.
"Sudah banyak bukti bahwa forum yang demikian bisa berperan efektif untuk mempromosikan toleransi sekaligus menjadi pencegah masuknya paham-paham radikal anti Pancasila," tegasnya.
Karena itu, Eva menyarankan pemerintah daerah dan kepolisian setempat untuk menginisiasi pembentukan forum-forum tersebut dan membangun pola komunikasi yang sistimatis dan produktif.
"Sistem yang dibangun Pemda Banyuwangi bisa dijadikan model bagi pelibatan partisipasi masyarakat dalam tata kelola pembangunan termasuk dalam pencegahan penyebaran paham intoleran dan anti Pancasila," pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
PBNU Minta BPIP Dipertahankan, Lembaganya Diperkuat
BPIP Punya Tugas Baru, Ambil Alih Naturalisasi Calon WNI
Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor
DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi
Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia