Planet Baru Terdeteksi sedang Mengorbit di Dekat Bumi


Planet baru ditemukan mengorbit dekat Bumi. Foto: Dok/ESO
MerahPutih.com - Para astronom telah menemukan sebuah planet yang mengorbit bintang terdekat dengan Bumi.
Bintang tunggal, yang dikenal sebagai Barnard, merupakan bintang katai merah berukuran sekitar 80% lebih kecil dari Matahari. Lalu, letaknya sekitar enam tahun cahaya dari tata surya.
Planet yang baru ditemukan itu dijuluki Barnard b, yang memiliki setengah massa Venus dan satu tahun di dalamnya berlangsung lebih dari tiga hari Bumi.
Para astronom mempublikasikan temuan mereka di jurnal Astronomy & Astrophysics. Dengan menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory (VLT ESO), para peneliti juga memperkirakan, bahwa kemungkinan ada tiga exoplanet lagi yang mengorbit bintang tersebut.
Baca juga:
Namun, para peneliti yakin tidak ada kehidupan di Barnard b, karena letaknya 20 kali lebih dekat dengan bintang Barnard dibanding jarak Merkurius ke Matahari. Jadi, planet itu memiliki suhu permukaan yang sangat panas, yaitu 125 deraja celsius.
Meskipun bintang Barnard adalah satu-satunya bintang solo yang paling dekat dengan Bumi, tetapi planet ekstrasurya tersebut bukanlah yang paling dekat. Sistem bintang terdekat dengan Bumi adalah kelompok bintang tiga Alpha Centauri, yang menampung planet Proxima Centauri b dan berjarak sekitar empat tahun cahaya.
Para peneliti sangat antusias saat menemukan planet ini, karena hingga saat ini belum ada planet yang mengorbit bintang Barnard. Melihat kedekatannya dengan Bumi, planet ini menjadi target utama dalam pencarian exoplanet yang mirip Bumi.
Barnard b ditemukan sebagai hasil pengamatan yang dilakukan selama lima tahun menggunakan VLT yang berlokasi di Chile.
Baca juga:
Ilmuwan Siapkan Rencana ala 'Armageddon', Tembak Nuklir ke Asteroid
Melalui penggunaan instrumen presisi tinggi yang disebut ESPRESSO (Echelle Spectrograph for Rocky Exoplanet and Stable Spectroscopic Observations), tim mengukur goyangan sebuah bintang yang disebabkan oleh tarikan gravitasi satu planet lagi yang mengorbit untuk menemukan Barnard b.
Kemudian, ketika para peneliti mengira mereka telah menemukan sesuatu, mereka mengkonfirmasi temuan mereka dengan menggunakan data dari High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS) yang memburu planet ekstrasurya.
Para peneliti mencari sinyal dari kemungkinan adanya planet ekstrasurya di zona layak huni atau beriklim sedang di bintang Barnard, yang merupakan kisaran di mana air cair dapat berada di permukaan planet tersebut.
Katai merah seperti bintang Barnard sering menjadi sasaran para astronom, karena planet berbatu bermassa rendah lebih mudah dideteksi di sana dibanding di sekitar bintang mirip Matahari yang lebih besar.
Baca juga:
Penulis utama jurnal tersebut, Dr Jonay Gonzalez Hernandez mengatakan, meskipun membutuhkan waktu lama, tetapi mereka selalu yakin bahwa dapat menemukan sesuatu.
"Barnard b adalah salah satu planet ekstrasurya bermassa paling rendah yang diketahui dan salah satu dari sedikit planet ekstrasurya yang diketahui memiliki massa lebih kecil dari Bumi. Namun planet ini terlalu dekat dengan bintang induknya, lebih dekat dari zona layak huni," ujarnya dikutip dari Metro UK.
"Bahkan jika suhu bintang sekitar 2.500 derajat lebih dingin dari Matahari kita, di sana terlalu panas untuk mempertahankan air cair di permukaannya."
Temuan menarik ini menawarkan sejumlah besar kemungkinan yang belum dimanfaatkan dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet

Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum

Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak

Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
