PKK Maluku Dorong Konsumsi Pangan Lokal Lewat Festival Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 12 November 2022
PKK Maluku Dorong Konsumsi Pangan Lokal Lewat Festival Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman

Kenyang tidak harus nasi, melainkan hidup sehat dan bahagia dengan pangan lokal. (Foto: Instagram/@Sagukenari)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

INDONESIA negeri kaya sumber pangan. Tiap wilayah punya sumber pangan yang berbeda, bergantung pada kondisi lingkungan khasnya. Namun, selama puluhan tahun, Indonesia bergantung pada satu jenis sumber pangan: beras. Ini membuat Indonesia mengalami kerawanan pangan dan belum mencapai kedaulatan pangan.

Untunglah selama beberapa tahun belakangan ini, berkembang semangat menemukenali kembali pangan lokal lewat berbagai cara. Misalnya saja lewat festival makanan yang dibuat oleh Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Maluku.

Bertajuk "Festival Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)", festival ini diikuti oleh peserta dari 11 Kabupaten/Kota di Maluku. Melalui festival ini, PKK Maluku berupaya mendorong peningkatan konsumsi pangan lokal di masyarakat.

"Festival ini tidak sekedar kegiatan tahunan bagi TP PKK dari 11 kabupaten/kota di Maluku, tetapi benar-benar menjadi pendorong peningkatan konsumsi pangan lokal di tengah-tengah masyarakat," kata Widya Pratiwi, penggerak PKK Maluku, saat membuka Festival Cipta Menu B2SA di Ambon, Rabu (9/11), seperti dikabarkan Antara.

Menurut Widya, ketahanan pangan sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia. Sebab, pangan adalah kebutuhan dasar. Pemenuhannya merupakan bagian hak azasi individu dan sebagai komponen dasar untuk membentuk SDM berkualitas.

Baca juga:

Ragam Karbohidrat Pangan Lokal


Widya mengatakan, pangan lokal seperti jagung, 'kasbi' atau ubi kayu, ubi jalar, pisang, talas, dan sukun sangat melimpah di 11 kabupaten/kota di Maluku, tapi belum dimanfaatkan optimal untuk mengganti konsumsi beras dan terigu yang tergolong tinggi.

Keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan sering menjadi biang kerok tidak tercukupinya kebutuhan gizi keluarga. Warga mengaku kesulitan memperoleh ketersediaan pangan. Sering kali daya beli mereka juga lemah.

"Padahal untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi, tidak harus selalu dengan membeli. Keluarga dapat memanfaatkan kearifan lokal maupun hasil pekarangan sebagai salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan yang bergizi tinggi," sebut Widya.

Selain itu, rendahnya aksesibilitas pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan wilayah mengancam penurunan konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman di tingkat rumah tangga.

Pemenuhan pangan bergizi, terutama pada keluarga kurang mampu, akan berdampak pada semakin beratnya masalah kurang gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi, dan anak.


Baca juga:

Hajatan Pekan Pangan Lokal Hadirkan Beragam Kreasi Olahan Kuliner Indonesia Timur


"Karena itu, keragaman pangan lokal memiliki peran sangat penting dalam upaya meningkatkan perbaikan gizi serta peningkatan SDM berkualitas," sambung Widya.

Dia juga mengingatkan bahwa "kenyang tidak harus nasi", melainkan hidup sehat dan bahagia dengan pangan lokal. "Mari kita kembalikan kejayaan pangan lokal kita dengan inovasi untuk Maluku yang lebih baik," katanya.

Lutfi Rumbia, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Maluku, mengatakan bahwa Festival Cipta Menu B2SA selain menjadi kegiatan tahunan juga bertujuan mendorong penerapan konsumsi pangan B2SA dengan memanfaatkan olahan pangan lokal, serta mendorong kreativitas dan inovasi olahan pangan lokal yang bernilai komersial.

Untuk memperkuat mutu lomba, panitia menghadirkan para juri dari instansi yang otoritatif di bidang pangan. Antara lain Rina Syawal, Direktur Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas); Rahmania Lufitasari, Ketua Pokja III PKK Pusat Pusat; Persatuan Ahli Gizi Indonesia; Dosen Poltekes Gizi Maluku; serta ahli gizi Dinas Kesehatan Maluku.

Tim PKK dari kabupaten menampilkan beragam menu bergizi yang terbuat dari pangan lokal di daerah masing-masing, mulai dari beraneka kue, makanan berat, sampai minuman. (kna)

Baca juga:

Sayur Lilin, Kuliner Maluku Utara Paling Nikmat

#Makanan Unik #Ketahanan Pangan #Kedaulatan Pangan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Program seperti pendirian Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menunjukkan hasil yang signifikan.
Dwi Astarini - Senin, 20 Oktober 2025
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Indonesia
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Pangan Nusa Expo 2025 juga menarik antusiasme tinggi dari masyarakat.
Wisnu Cipto - Senin, 20 Oktober 2025
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Indonesia
Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan
Mensesneg hingga Mendkiti Saintek turuh hadir dalam rapat terbatas di Kertanegara.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 19 Oktober 2025
Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan
Lifestyle
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Nasi Megono dari Kota Pekalongan memiliki cita rasa yang istimewa dan unik dibandingkan Megono dari daerah lain di sekitarnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Indonesia
Hari Tani Nasional 24 September: Ketahui Sejarah, Makna, hingga Ironinya di 2025
Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional 24 September: Ketahui Sejarah, Makna, hingga Ironinya di 2025
Indonesia
Indonesia Segera Miliki Kilang Terbesar, Bakal Wujudkan Ketahanan Energi Presiden Prabowo
Penyelesaian proyek RDMP Balikpapan adalah bagian penting dari upaya Pertamina untuk mewujudkan Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya soal ketahanan energi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Indonesia Segera Miliki Kilang Terbesar, Bakal Wujudkan Ketahanan Energi Presiden Prabowo
Indonesia
Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal
Kegiatan ini digelar untuk menstabilkan harga pangan, terutama beras, agar tetap terjangkau masyarakat.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal
Indonesia
BUMD PT BDS Pemkab Bandung Gagal Bayar Proyek Ketahanan Pangan
PT BDS belum membayar vendor atas proyek ketahanan pangan yang dijanjikan sebagai program prioritas Pemkab Bandung.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
BUMD PT BDS Pemkab Bandung Gagal Bayar Proyek Ketahanan Pangan
Indonesia
Kedaulatan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk, Pemerintah Didorong Jadikan Singkong Komoditas Strategis Nasional
Firman mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kinerja kementerian terkait dan menetapkan kebijakan harga yang berpihak pada petani serta rakyat Indonesia
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Kedaulatan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk, Pemerintah Didorong Jadikan Singkong Komoditas Strategis Nasional
Indonesia
TNI Mau Rekrut 24 Ribu Tamtama untuk Pertanian, DPR: Harusnya Diserahkan ke Kementan
TNI berencana untuk merekrut 24 ribu tamtama di pertanian. Komisi I DPR menyebutkan, bahwa hal itu harusnya diserahkan ke Kementerian Pertanian (Kementan).
Soffi Amira - Kamis, 12 Juni 2025
TNI Mau Rekrut 24 Ribu Tamtama untuk Pertanian, DPR: Harusnya Diserahkan ke Kementan
Bagikan