PT KAI Angkut 17.730 Ton Pupuk Selama 2025, Bukti Dukungan terhadap Ketahanan Pangan
Karung pupuk subsidi. (ANTARA/HO-Pertanian Bulukumba)
MERAHPUTIH.COM - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat volume angkutan pupuk mencapai 17.730 ton sepanjang Januari–Oktober 2025. KAI memastikan pasokan pupuk bergerak teratur menuju berbagai sentra pertanian melalui layanan logistik berbasis kereta api yang efisien dan andal. Mei menjadi bulan dengan volume tertinggi, yaitu 4.110 ton, disusul Januari dengan 3.810 ton. Hal itu sejalan dengan peningkatan kebutuhan petani saat memasuki musim tanam.
Vice President of Public Relations of KAI Anne Purba menyampaikan angkutan pupuk berperan penting dalam penguatan aktivitas ekonomi sektor pertanian. Distribusi yang lancar memberikan efisiensi biaya bagi produsen dan distributor.
"Mobilitas komoditas yang stabil membantu menjaga dinamika pasar sehingga perputaran ekonomi di daerah-daerah agraris tetap bergerak positif," kata Anne, Senin (17/11).
Manfaat angkutan pupuk ini semakin terasa di tingkat masyarakat. Pasokan yang tiba tepat waktu membuat petani dapat merencanakan penanaman dengan lebih pasti. Pupuk yang tersedia mendukung kesuburan tanah, memperbaiki kualitas panen, serta membantu petani menjaga pendapatan keluarga. "Stabilitas pasokan ini memberi ruang bagi petani untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan," lanjutnya.
Baca juga:
Kementan Tegaskan Stok Pupuk Cukup dan Mudah Diakses, Indonesia Makin Dekat Capai Swasembada Pangan
Di tingkat nasional, kelancaran distribusi pupuk berkontribusi pada penguatan ketahanan pangan. Pasokan pupuk yang terdistribusi merata mendukung peningkatan produksi pertanian dan membantu pemerintah menjaga suplai bahan pangan. Peran ini menjadi bagian dari upaya menjaga kemandirian pangan Indonesia di tengah berbagai tantangan produksi dan kebutuhan yang terus berkembang.
KAI mengoperasikan angkutan pupuk melalui jaringan rel yang menghubungkan kawasan pabrik, pelabuhan, dan berbagai wilayah pertanian. Moda kereta api memiliki keunggulan dalam kapasitas besar, ketepatan waktu, dan efisiensi energi. Keunggulan ini menjadikan kereta api sebagai moda strategis untuk komoditas pertanian yang membutuhkan distribusi cepat dan terencana.
Kolaborasi antara KAI, produsen pupuk, dan pemerintah terus diperkuat. Perencanaan muatan, integrasi data, dan koordinasi lapangan menjadi faktor penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok pupuk. Melalui sinergi tersebut, kebutuhan petani di berbagai daerah dapat dipenuhi sesuai musim dan jadwal tanam.
"KAI berkomitmen mendukung sektor pertanian melalui layanan logistik yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Setiap perjalanan pupuk yang diangkut membawa dampak bagi petani, daerah, dan masa depan pangan negeri," tambah Anne.
Layanan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi KAI terhadap pembangunan ekonomi daerah serta keberlanjutan sektor pangan nasional.
"Ketika pupuk tiba tepat waktu, petani bisa menanam dengan tenang, hasil panen meningkat, dan keluarga di desa-desa memiliki harapan baru. Di setiap perjalanan pupuk yang kami layani, ada harapan untuk tanah yang lebih subur dan masa depan pangan yang lebih kuat," tutup Anne.(Asp)
Baca juga:
HET Pupuk Turun Sampai 20 Persen di Seluruh Indonesia, Aparat Diminta Jangan Santai
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
PT KAI Angkut 17.730 Ton Pupuk Selama 2025, Bukti Dukungan terhadap Ketahanan Pangan
KA Batara Kresna Tertemper Mobil, PT KAI Daop Yogyakarta Tutup 14 Perlintasan Liar
KA Cut Meutia Perluas Konektivitas Hingga Wilayah Paling Barat Nusantara, Angkut 33.637 Angkut Pelanggan Sepanjang 2025
Tiket Kereta Libur Nataru sudah Bisa Dipesan, Cek Rute KA yang Tersedia
KAI Siagakan 735 Petugas Ekstra untuk Amankan Perjalanan Kereta Api Jelang Natal dan Tahun Baru 2026
Indonesia Contek China Kembangkan Kereta Api
Mantap Nih Bagi Warga Kalimantan! Pegembangan Jalur Kereta Api Dimulai 2026
KAI Catat ada 177 Titik Rawan Jalur Kereta Api saat Nataru 2026, mulai dari Ancaman Longsor sampai Banjir
KAI Jajaki Lokomotif Baterai E-Train China untuk Gantikan Ratusan Lokomotif Diesel
Legislator Gerindra: Kemenhub Harus Lebih Serius Perhatikan Pembangunan Jalur Kereta Api Luar Jawa