Infeksi Jamur Merebak, Pisang Cavendish Terancam Punah


Pisang Cavendish terancam punah akibat infeksi jamur. Foto: Unsplash/Fabrizio Frigeni
MerahPutih.com - Pisang jenis Cavendish kini terancam punah akibat infeksi jamur yang merusak pasar global. Namun, ada perubahan sederhana yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk membantu mengembalikannya dari keterpurukan.
Sebagian orang di dunia ini mungkin tidak terlalu memikirkan pisang. Namun, buah populer ini telah mengalami beberapa perubahan dalam beberapa dekade terakhir.
Varietas yang dikenal dan disukai adalah pisang Cavendish. Pisang ini memiliki rasa dan daging yang lembut. Meski bisa ditemukan di hampir setiap supermarket, tetapi pisang tersebut belum tentu bisa menjadi pilihan untuk selamanya.
Selain itu, varietas yang paling banyak dijual pada 1950-an adalah pisang Gros Michel yang berasal dari Asia Tenggara. Gros Michel memiliki kulit yang tebal dan tahan lama. Kemudian, tumbuh dalam tandan yang padat, sehingga mudah dikirim.
Baca juga:
Ilmuwan Ungkap bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Bangun Piramida
Namun, pisang ini menghilang dari pasar internasional setelah punah akibat infeksi jamur yang ditularkan melalui tanah. Hilangnya kultivar Gros Michel disebabkan oleh jenis jamur yang disebut Fusarium oxysporum ras 1.
Organisme itu membunuh tanaman dengan menghalangi sistem pembuluh darahnya, yang serupa dengan pembuluh darah manusia. Hal ini mencegah pergerakan air dan mineral, sehingga mencekik tanaman dari dalam ke luar.
Ahli biologi mengembangkan varietas Cavendish untuk menggantikan Gros Michel. Mereka percaya, bahwa varietas tersebut tahan terhadap jenis jamur Fusarium.
Namun, jenis jamur lain kembali membahayakan buah tersebut. Strain ras tropis 4 atau TR4, telah mengancam produksi pisang selama bertahun-tahun.
Baca juga:
Asal-usul Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu Ditemukan
Para ilmuwan meyakini, mereka telah menemukan cara untuk menghentikan infeksi ini, jika hal ini dimulai pada tingkat selnya.
Perdagangan pisang secara global didominasi oleh klon Cavendish, yang berarti keragaman genetik sangat rendah. Keanekaragaman genetik menjadi pokok biologi evolusi dan menggambarkan variasi susunan genetik individu dalam suatu spesies.
Jika anggota suatu populasi memiliki genetik yang sama, maka mereka akan memperlihatkan sifat-sifat yang sama. Dalam kasus pisang Cavendish, gen identik membuat mereka rentan terhadap TR4.
Para ilmuwan juga telah menyusun pendekatan multi-cabang untuk mengatasi masalah ini. Petani dapat berkolaborasi dengan ahli biologi untuk mengembangkan varietas yang toleran atau resisten terhadap TR4. Saat ini, penelitian sudah dilakukan.
Baca juga:
China Usulkan Peluncur Magnetik Bulan, Bisa Kirim Sumber Daya dengan Biaya Murah
Mengutip The Sun, dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada 2017 lalu, mengidentifikasi dua jenis obat Cavendish yang dapat menangkal penyakit tersebut. Kedua garis tersebut ditransformasikan secara genetis, yang artinya DNA ditransfer dari sel lain ke selnya sendiri.
Meski Cavendish mendominasi pasar internasional dan varietas lain juga dijual, tetapi pembeli juga didorong untuk mencoba semuanya.
United Fruit Company, yang sekarang dikenal sebagai Chiquita, bekerja sama dengan organisasi nirlaba untuk menciptakan pisang yang dapat melawan TR4. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
