Pesantren Diklaim Lebih Aman Terapkan New Normal Dibanding Sekolah

Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersepeda statis di kediaman dinas wapres Jakarta, Jumat (27/3/2020). (ANTARA/Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres)
Merahputih.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklaim pesantren lebih aman dibandingkan sekolah umum, dalam menerapkan kebijakan tatanan normal baru (new normal) ketika membuka kembali kegiatan belajar dan mengajar di masa pandemi, karena menerapkan sistem asrama.
"Di pesantren itu lebih aman daripada sekolah. Kalau sekolah itu kan (siswanya) bolak-balik, pulang ke rumah, pergi lagi ke sekolah, di jalan juga; sementara kalau di pesantren itu, selama dari awal sudah ditata, sebenarnya jauh lebih aman daripada sekolah," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam telekonferensi pers dari Jakarta, Senin (8/6).
Baca Juga
Potensi penularan COVID-19 di pesantren lebih dapat dikendalikan karena siswa dan para tenaga pengajar tinggal di asrama. Sehingga, dia berharap pesantren bisa kembali menjalankan kegiatan belajar dan mengajar, dengan menerapkan aturan sesuai dengan protokol kesehatan.
"Sebelum santri masuk, pesantren sudah disterilkan dahulu. Kemudan santri yang akan masuk harus dites PCR (polymerase chain reaction) supaya aman. Supaya aman, mereka tidak boleh keluar dari pesantren, serta dibatasi orang dari luar untuk menjenguk," ucap Ma'ruf.
Selain ketentuan tersebut, sebagaimana dikutip Antara, kebiasaan baru juga harus dilakukan yakni dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun. Untuk menerapkan peraturan tatanan baru tersebut, Ma'ruf mengatakan Pemerintah akan segera membahas regulasi tersebut dalam rapat terbatas.
"Kami akan membicarakan soal protokol kesehatan untuk normal baru di pesantren itu mungkin besok Rabu (10/6). Prinsipnya, kami ingin agar pesantren bisa kembali berkegiatan, tetapi tidak menjadi pusat penularan baru COVID-19," jelas dia.
Baca Juga
PA 212 Duga Wahyu Setiawan Ikut 'Bermain' Menangkan Jokowi-Ma'ruf Amin
Sejumlah pesantren mulai menerima kembali siswa dengan memberlakukan tes cepat atau rapid test terhadap para santri. Di Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Jember menyiapkan 50 ribu alat tes cepat untuk santri di lebih dari 600 pondok pesantren. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Pemerintah Diharap Prioritaskan Kembali Program Pembangunan Rusun Pesantren di RAPBN 2026

Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok

Siap Siap Nih! Pemerintah Bakal Razia Pesantren Ilegal, Eksploitatif dan Palsu

Orientasi Pendidikan Pondok Pesantren Harus Digeser, Zaman Sudah Berubah!

Ma’ruf Amin Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Perlu Kerja Keras dan Bersatu

Sidang Perdana Wanprestasi Jokowi soal Mobil Esemka Digelar 24 April 2025

512 Pesantren Jadi Pilot Program Ramah Anak, Pastikan Jadi Tempat Aman

Miris, Santri Korban Diberi Uang Rp 20 Ribu dan Boleh Pakai Handphone Usai Dicabuli Pemilik Ponpes

Modus Pencabulan Santri Ponpes, Pelaku Minta Dipijat Supaya Terangsang Agar Sembuh Penyakitnya

Pemilik Ponpes Cabul Duren Sawit Ternyata Sering Dipergoki Istri saat Lakukan Aksinya
