Kesehatan

Tren Sanitasi Berubah di Masa Pandemi

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Selasa, 16 November 2021
Tren Sanitasi Berubah di Masa Pandemi

Tren sanitasi sepanjang masa pandemi (Sumber: Pexels/Castorly Stock)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

GAYA hidup manusia berubah total sejak pandemi terjadi di awal 2020. Kebutuhan akan menjaga diri tetap higienis semakin meningkat. Tanpa disadari, hal tersebut juga berdampak pada sistem sanitasi di rumah.

Banyak yang meyakini sanitasi di rumah merupakan tempat berkumpulnya bakteri dan virus. Karena tidak ingin rumah menjadi sarang bakteri dan tempat yang berpotensi terpapar virus (salah satunya virus COVID-19), banyak yang memutuskan untuk merombak kamar mandi. Mereka memilih membeli produk sanitasi baru yang lebih ramah lingkungan dan bebas bakteri. Hal itu secara tak langsung mengubah tren sanitasi selama pandemi.


BACA JUGA:Sanitasi dan Air Bersih, Tak Bisa Ditawar

1. Produk sanitasi DIY (Do It Yourself)

Produk DIY
Produk yang bisa pasang sendiri (Sumber: KOHLER)

Di awal pandemi, manusia begitu takut berinteraksi dengan orang asing. Proteksi dilakukan agar meminimalisir terpaparnya virus COVID-19 dari orang luar. Oleh sebab itu, produk sanitasi yang bisa diutak atik sendiri di rumah menjadi pilihan tepat. "Ketika awal pandemi, orang-orang takut menerima tamu, salah satunya tukang instalasi untuk sanitasi. Jadi mereka memilih beli produk yang bisa dipasang sendiri atau DYI di rumah tanpa harus panggil tukang," ujar representasi KOHLER, pengembang produk sanitasi di kawasan Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

2. Touchless

Touchless

Produk sanitasi touchless (Sumber: KOHLER)

Aktivitas yang dilakukan di toilet dan kamar mandi seperti buang air kecil dan buang air besar, mandi, dan lain-lain biasanya 'mengundang' datangnya bakteri dan kuman penyakit. Bakteri dan kuman bisa menempel di perabotan kamar mandi mulai dari gagang shower, closet, hingga kran.

Semakin sering kita menyentuhnya, semakin tinggi pula peluang bakteri menempel di tubuh. Tidak menutup kemungkinan kita akan terpapar penyakit dari bakteri di tubuh. Untuk itu, di masa sekarang masyarakat lebih menginginkan produk toilet yang tidak perlu sering disentuh. "Produk-produk sanitasi yang touchless begitu diminati masyarakat," ungkap representasi KOHLER lagi.

3. Pilihan Warna Monochrome

MONOCHROME

Menyesuaikan tema (Sumber: Victoria Plum)

Jika dua tren sebelumnya berkaitan dengan higienitas, tren ketiga berkaitan dengan preferensi atau selera masyarakat. Warna-warna monochrome menjadi pilihan agar matching dengan tema kamar mandi yang masih didominasi oleh gaya industrial atau skandinavia.(Avia)

#Gaya Hidup #Kesehatan #Toilet #Hari Toilet Sedunia #Sanitasi Sekolah
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan