Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ketua DPR: SDM Perlu Ditingkatkan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo (Antara/Desca Lidya Natalia)
Merahputih.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo menilai, kerlambatan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020 diperkirakan masih terus berlanjut. Hal itu terjadi akibat eskalasi perang dagang dan keamanan serta dinamika geopolitik global.
Tekanan eksternal ini berdampak pada penurunan permintaan produk ekspor Indonesia sehingga dapat memperlambat perbaikan kinerja neraca perdagangan dan cadangan devisa Indonesia.
Baca Juga: Jokowi: Hilangkan Ego Sektoral dan Perkuat Terobosan
Meskipun kebijakan makro-ekonomi telah mampu menjaga kestabilan ekonomi, namun pertumbuhannya masih mengalami tekanan Bambang memandang perlu untuk melakukan afirmative action.
"Dari sisi fiskal maupun moneter guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertimbangkan kemampuan serta kesinambungan fiskal yang tertuang dalam penyusunan RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2020," kata Bamsoet di Komplek Parlemen, Jumat (16/8)
Bamsoet menjelaskan, penyampaian Pidato Presiden Joko Widodo mengenai RUU tentang APBN dan Nota Keuangan Tahun 2020 ini merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi legislasi dan anggaran DPR RI dalam rangka menetapkan APBN.

RUU APBN dan Nota Keuangan Tahun 2020 yang disampaikan oleh Presiden hari ini merupakan APBN pertama dalam RPJMN 2020-2024. Oleh karena itu, RAPBN yang disusun harus sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.
"Untuk mencapai hal tersebut, pembangunan ekonomi perlu berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing," papar Bamsoet.
Pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tersebut perlu didukung oleh kinerja APBN yang berkesinambungan, yaitu dengan mengendalikan defisit APBN. Namun kenyataannya kinerja realisasi Semester I tahun 2019 belum menunjukkan kinerja yang lebih baik dari tahun lalu.
Berdasarkan realisasi Semester I Tahun 2019, penerimaan negara hanya mampu mencapai 41,5% atau lebih rendah dari realisasi periode yang sama pada tahun 2018 sebesar 44%. Kondisi ini disebabkan oleh kinerja perpajakan yang menurun dengan realisasi Semester I tahun ini hanya mencapai 38,6% dengan pertumbuhan yang lebih rendah dari tahun lalu, yaitu sebesar 5,4%.
Baca Juga: Ini Pidato Lengkap Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2019
Sementara pada tahun lalu dalam periode sama, perpajakan mampu tumbuh hingga 14,8%. Di sisi lain belanja negara mampu tumbuh hingga 9,6 persen pada Semester I tahun ini dengan realisasi 42%.
"Kinerja perpajakan yang menurun tersebut menyebabkan pelebaran defisit anggaran pada realisasi Semester I tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Bamsoet. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Yakin Ekonomi Indonesia Melebihi AS jika Jokowi Jadi Presiden Lagi
![[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Yakin Ekonomi Indonesia Melebihi AS jika Jokowi Jadi Presiden Lagi](https://img.merahputih.com/media/c6/a4/11/c6a411b764a183dd20f1e4743b63bb8c_182x135.png)
Jadi Idola Baru, Menkeu Purbaya Kaget saat Ditanya Rencana Jadi Cawapres

Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan

BKPM Bentuk EU Investment Desk, DPR: Jadikan Momentum Pengembangan EBET di Indonesia

Pemerintah Akan Perpanjang Jangka Waktu PPh Final UMKM 0,5 Persen hingga 2029

[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Minta Rakyat Sumbang Uang jika Mau Ekonomi Maju
![[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Minta Rakyat Sumbang Uang jika Mau Ekonomi Maju](https://img.merahputih.com/media/30/bd/13/30bd1353c66a4f292bbc4b2338d098bc_182x135.png)
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang

Koperasi Merah Putih Dapat Kemudahan Dapat Stimulus Ekonomi

Kuasa Hukum Kreditur Tekankan Kurator Harus Jamin Hak Tagihan PT SBAT

Jokowi Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Ditawari pada Januari
