Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Pengamat: Pemerintah Jangan Senang Dulu Kuartal III Anjlok


Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (6/8/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
MerahPutih.com - Pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, hal yang wajar petumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tahun ini bisa naik 7 persen, dibandingkan dengan kuartal ke II tahun 2020 lalu.
Sebab pada kuartal II tahun sebelumnya, kegiatan masyarakat diperkecil dengan diberlakukannya aturan dari pemerintah. Karena kala itu, wabah virus corona baru-barunya muncul menghantam Indonesia yang akhirnya pemerintah pengetatan aktivitas warga.
Pemerintah pun memutuskan untuk menghentikan sejumlah sektor yang dapat menumbuhkan ekonomi saat itu. Seperti tempat hiburan, wisata, serta pusat perbelanjaan atau mal.
Baca Juga:
"Kuartal ke II kemarin wajar tumbuh tinggi 7 persen. Karena di kuartal ke II tahun 2020 lalu kan anjlok sekali ya -5,3 persen jadi ada sedikit pemulihan saja langsung positif tinggi. Ini disebut low base effect," ujar Bhima saat dikonfirmasi Merahputih.com, Senin (9/8).
Bhima juga bilang, penggunaan data pertumbuhan 7 persen ini untuk menyakinkan masyarakat bahwa ekonomi sudah pulih, padahal itu cuma bersifat sementara atau temporer. Pasalnya, Bhima menyatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal ke III anjlok lagi.
Terlebih pada kuartal ke II atau bulan April, Mei dan Juni kemarin pemerintah belum menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sehingga adanya aktivitas warga yang menyusul daya beli tinggi.
"Pada kuartal ke II juga harus diakui ada pemulihan yang semu, misalnya Indeks Keyakinan Konsumen naik menjadi 107,4 menunjukkan masyarakat mulai optimistis berbelanja. Waktu itu mobilitas sudah mulai tinggi, meski belum seperti pra pandemi," paparnya.

Di kuartal II pula, dengan adanya larangan mudik oleh pemerintah, masyarakat tetap nekat pulang ke kampung halaman. Berimbas pada sektor transportasi baik laut, udara dan darat alami kenaikan yang cukup baik.
Pertumbuhan 7 persen juga terbantu dengan adanya tunjangan hari raya (THR) Idulfirti 2021 yang dibayar secara penuh, berbeda dengan tahun lalu yang dilunasi dengan dicicil.
Menurut dia, THR berperan penting mendorong masyarakat belanja khususnya menopang sektor makanan minuman atau pembelian di restoran. Pada bulan Ramadan dan Lebaran, daya beli masyarakat sempat pulih.
"Kemudian sektor industri manufaktur juga bagus ya pemulihan di kuartal ke II, PMI manufaktur sempat 53 atau ada di atas angka 50 yang menandakan industri mulai ekspansi lagi. Dari sisi ekspor dan investasi mulai rebound," ucapnya.
Bhima menilai, Indonesia berhasil keluar satu kuartal dari resesi, tapi proyeksi pertumbuhan ekonomi kembali minus di kuartal ke III 2021 karena adanya lonjakan kasus COVID-19 dengan diberlakukannya PPKM Level 4.
Baca Juga:
Cegah Kondisi Memburuk, Vaksinasi di Pusat Kegiatan Ekonomi Dipercepat
Untuk itu, Bhima meminta, pemerintah jangan keburu senang dulu pasalnya pemulihan semu satu kuartal. Konsumsi rumah tangga bisa melemah lagi, dan motor dari investasi juga terpengaruh dengan adanya PPKM. Realisasi investasi bakal juga tertunda, investor pun menahan dahulu pembelian dana hingga kasus harian turun signifikan dengan pelonggaran mobilitas dilakukan.
"Yang terpenting sekarang pemerintah fokus antisipasi kuartal ke III dan kuartal ke IV agar ekonomi bisa selamat dari resesi dan tumbuh positif satu tahun penuh," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga:
Kapolri Perintahkan Anggotanya Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
