Pertemuan Puncak Donald Trump dan Kim Jong Un Kemungkinan Besar Ditunda


Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara pada Upacara Peringatan Pasukan Perdamaian NasionalTahunan ke-37 di U.S Capitol di Washington(ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)
MerahPutih.Com - Rencana pertemuan puncak pertama antara pemimpin Korea Utara dengan Amerika Serikat yang sedianya akan berlangsung di Singapura pada tanggal 12 Juni nanti tampaknya terancam batal.
Presiden Donald Trump dalam keteranganya seusai menerima kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Washington, Rabu (23/5) mengungkapkan Pyongyang tidak suka dengan tekanan pelucutan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat.
Pernyataan itu muncul di tengah kekhawatiran Kim Jong Un tidak berkomitmen untuk pelucutan nuklir akibat Amerika Serikat melakukan penekanan sepihak.
Trump sebagaimana dilansir Antara dari Reuters memunculkan keraguan tentang pertemuan itu, yang direncanakan berlangsung di Singapura, dalam pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang datang ke Washington untuk mendesak Trump tidak membiarkan kesempatan langka dengan Korut tertutup.

"Jika itu tidak terjadi, mungkin itu akan terjadi," kata Trump, "Itu mungkin tidak akan berlangsung untuk 12 Juni." Trump menanggapi perubahan sikap tiba-tiba dari Korut pekan lalu ketika Pyongyang menyarankan pertemuan puncak itu bisa dibatalkan jika didesak ke arah "pengabaian nuklir sepihak".
Pernyataan Trump di Gedung Oval adalah tanda terkuat tentang kemungkinan penundaan atau pembatalan pertemuan puncak pertama antara para pemimpin AS dan Korut.
Tidak jelas apakah Trump benar-benar mundur dari pertemuan puncak yang ingin diadakan atau apakah dia secara strategis membujuk Korut untuk perundingan.
Jika KTT dibatalkan atau gagal, itu akan menjadi pukulan besar bagi apa yang diharapkan pendukung Trump akan menjadi pencapaian diplomatik terbesar dari kepresidenannya.
Trump pada Selasa (22/3) sempat mengulangi pernyataannya dari pekan lalu, mengatakan Kim akan aman dan negaranya akan kaya jika dia melakukan denuklirisasi.

Sebelum bertemu Trump, Moon bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional John Bolton serta mendesak mereka untuk mempercepat persiapan pertemuan puncak Trump-Kim.
"Kami orang Korsel... berharap banyak dari Anda. Tolong jaga kami," kata Moon, menurut pernyataan pemerintah Korsel, dalam gurauan yang mengisyaratkan pentingnya hal yang ia tempatkan pada pertemuan puncak Trump-Kim.
Sebuah pernyataan dari pemerintah Korsel mengatakan bahwa Moon berusaha melawan keraguan tentang niat Pyongyang mengingat sejarahnya dalam membuat janji dan mundur dalam pembicaraan internasional.
"... Ini adalah pertama kalinya bahwa 'denuklirisasi lengkap' telah secara resmi diucapkan dan perundingan akan dilakukan dengan pemimpin tertinggi Korut yang menginginkan keamanan rezim dan kemajuan ekonomi, yang membuatnya menjadi tingkatan yang berbeda dari perundingan sebelumnya," kata Moon, menurut pengumuman pemerintah.
Sementara tetap bertekad untuk pertemuan puncak, Trump secara pribadi bertanya-tanya apakah Korut serius tentang pelucutan nuklir, kata pejabat tinggi AS.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Pengalaman Salat Tarawih Pertama di Masjid Terbesar Kota Roma
Bagikan
Berita Terkait
Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'

Profil Charlie Kirk, Politisi AS yang Ditembak hingga Tewas saat Berpidato di Utah

Geger, Influencer Pendukung Trump Charlie Kirk Ditembak di Leher, Timbulkan Kepanikan

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Misterius Banget, ini Sosok Kim Ju-ae, Anak Pemimpin Korea Utara yang Disebut Calon Penerus

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS
