Pertamina Didesak Beri Penjelasan Soal Dampak Pembubaran Petral

Gedung Pertamina Pusat. (MP/Fadhli)
Merahputih.com - Pertamina didesak segera memberikan klarifikasi atau penjelasan transparan ke publik terkait pembubaran PT Pertamina Trading Limited (Petral) sejak 13 Mei 2015 dan penggantinya menjadi struktur Integrated Supply Chain (ISC).
"Saat Petral dibubarkan, ada penegasan dari pejabat terkait bahwa Pertamina menghemat Rp250 miliar per hari akibat bubar atau hilangnya peran mafia migas dalam pengadaan migas selama ini di Pertamina," kata Ketua Forum Ekonomi Konstitusi (FEK), Defiyan Cori di Jakarta, Minggu (27/1).
Menurut Defiyan, secara logika awam maka ada potensi keberhasilan penghematan luar biasa bagi Pertamina dan bangsa ini. Bahkan, bisa disampaikan harusnya keuntungan Pertamina pada 2018 tidak hanya Rp5 triliun.
Hal itu karena penjelasan Menteri ESDM Sudirman Said ketika itu bahwa transaksi impor minyak yang beredar tiap hari sebesar 150 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,7 triliun per hari. Maka setelah pembubaran Petral, Pertamina bisa menghemat sebesar 22 juta dolar AS (setara Rp250 miliar) per hari.
Berarti jumlah penghematan Rp7,25 triliun per bulan atau sebesar Rp87 triliun per tahun. Artinya, selama empat tahun pasca pembubaran Petral maka harusnya penghematan yang terjadi telah mencapai Rp348 triliun.
"Jika ini benar tentu saja dapat membantu keuangan negara terbebas dari utang luar negeri, mengatasi defisit APBN dan membuat harga BBM lebih layak bagi rakyat," katanya.

Selain itu, dia mempertanyakan, apakah pembubaran Petral membawa dampak kepada hilangnya atau paling tidak berkurangnya peran mafia di sekitar bisnis pengadaan migas Pertamina.
"Publik menunggu kejelasan atas perbedaan mekanisme pengadaan migas yang selama ini berjalan melalui mafia migas yang dituduhkan kepada Petral dan mekanisme pengganti Petral yang diperankan oleh struktur ISC," ungkap dia. Termasuk, apakah ada perbedaan mekanismenya dan apakah ada perubahan jumlah para pemasok dalam daftar pengadaan migas di Pertamina.
Jika penghematan dan hilangnya mafia migas tak terjadi pada Pertamina dan jumlah beban pengeluaran atau biaya (cost) atas pengadaan migas masih tak berubah, maka patut diduga pihak terkait yang menyampaikan informasi saat itu, telah melakukan tindakan pembohongan kepada publik.

Oleh karena itu, tegasnya, patut diminta klarifikasi kepada Pertamina melalui struktur ISC ini, apakah ada perbedaan harga pembelian migas dan daftar pemasok ISC dengan Petral dalam pengadaan migas untuk memenuhi konsumsi dalam negeri di Pertamina.
Defiyan juga menggarisbawahi bahwa pembubaran Petral seharusnya mampu menjawab efektifitas dan efisiensi serta pemberantasan mafia migas yang selama ini mengganggu harga dasar pembelian sebagai pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP) Pertamina dan harga jual ke konsumen atau masyarakat.
"Apakah ada penurunan harga jual BBM ke konsumen secara signifikan selama ini selain kebijakan BBM satu harga. Ini juga pertanyaan publik," jelas dia dikutip Antara.
Karenanya, kembali Defiyan menegaskan agar kecurigaan publik terhadap eksistensi ISC ini tak mengarah pada fitnah atas adanya mafia migas baru, maka sangat perlu Pertamina menjelaskan secara transparan.
"Ini juga langkah menjaga citra Pertamina dan nama baik Direktur Utama Pertamina yang baru menjabat selama kurang lebih empat bulan sejak ditunjuk melalui RUPS pada 29 Agustus 2018," tutup Defiyan Cori. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Alasan Pertamina Kaji Penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia

Rekan Bisnis Riza Chalid Ikut Terlibat Kasus Dugaan Korupsi Minyak Pertamina, Langsung Dicegah Pergi ke Luar Negeri

Menteri Agus Andrianto Bocorkan Lokasi Rahasia Buronan Koruptor Pertamina Riza Chalid di Luar Negeri, Nilai Korupsi Mencapai Rp285 Triliun

KPK Tetapkan 4 Tersangka Kasus Pengadaan Katalis di Pertamina

Pertamina Beri Respons Setelah Kejagung Tetapkan 9 Tersangka Kasus Korupsi Termasuk Mantan Pejabatnya

Mantan Dirut Pertamina Dicecar Penyidik Soal Kebijakannya ketika Korupsi Tata Kelola Minyak Terjadi

Mantan Dirut Pertamina Diperiksa Kejaksaan Terkait kasus Korupsi Kilang Minyak

Pertamina Lakukan Pembaruan, Harga BBM Non Subsidi Pertamax dan Dex Series Turun Mulai 1 Mei

Ajukan Praperadilan, MAKI Desak KPK Tuntaskan Kasus Korupsi Petral dan SKK Migas

KPK Periksa Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati
