Peringatan Ulang Tahun Mochtar Lubis, Berikut 4 Karya Monumentalnya!


Mengenang hari ulang tahun Mochtar Lubis, Ini Dia Beberapa Novel Terbaiknya (Foto: galeribukujakarta.com)
SASTRAWAN, penulis, jurnalis, dan seniman Mochtar Lubis berulangtahun hari ini. Kamu mungkin pernah disuruh guru Bahasa Indonesia untuk membuat resensi novel Harimau! Harimau! Nah, karya itu merupakan buah karya Mochtar Lubis.
Sastrawan kelahiran Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922, melahirkan beragam karya sastra mulai, cerpen hingga novel. Berikut karya-karya monumental Mochtar Lubis.
Baca juga: 6 Sastrawan Indonesia dengan Karya Dahsyat yang Diakui Dunia
1. Harimau! Harimau!

Mungkin Harimau! Harimau! adalah salah satu buku paling sering kamu dengar. Diterbitkan pada tahun 1975, karya Mochtar Lubis ini bercerita tentang tujuh tokoh pendamar bernama Pak Haji, Buyung, Sanib, Talib, Pak Balam, Sutan, dan Wak Katok. Ketujuh orang tersebut adalah orang-orang disegani warga kampungnya karena perilaku mereka yang baik dan santun.
Suatu hari ketika mereka sedang berburu ternyata ada seekor harimau sama-sama sedang mengincar kijang. Merasa marah karena buruannya diambil, sang harimau lalu menyerang Pak Balam dan Talib. Lewat penyerangan tersebut akhirnya terbongkar beberapa rahasia kelam keduanya nan jauh berbeda dengan pandangan masyarakat.
Lubis menulis buku ini ketika ia sedang dipenjara di Madiun dan terinspirasi ketika bertemu dengan seekor harimau di Sumatra. Buku ini diberikan penghargaan sebagai Buku Terbaik dari Departemen Pendidikan dan Budaya RI dan sudah diterjemahkan ke dalam tiga bahasa, Inggris, Belanda, dan Mandarin.
2. Senja di Jakarta

Senja di Jakarta menceritakan kebobrokan politik, ekonomi, dan sosial di Jakarta pada masa 1950-an. Diselesaikan pada tahun 1957, novel Mochtar Lubis ini akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Claire Holt dengan judul Twilight in Jakarta. Enggak hanya bahasa Inggris saja loh, Senja di Jakarta juga diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Malaysia, Itali, Spanyol, Korea, dan Jepang.
Senja di Jakarta menyoroti kehidupan Suryono dan ayahnya Raden Kaslan. Mereka berlimpah harta dari hasil korupsi. Ibaratnya orang kaya semakin kaya, orang miskin semakin melarat sangat terlihat di novel ini. Kritik sosial Lubis bahkan masih bisa kita rasakan sampai saat ini. Jadi buat kamu tertarik untuk membacanya, topik dan tema di novel ini jelas masih relevan dengan kondisi Jakarta saat ini.
Baca juga: Codex Leicester, Buku Termahal di Dunia Seharga Ferrari Langka
3. Jalan Tak Ada Ujung

Berlatar masa revolusi, Jalan Tak Ada Ujung menceritakan dua tokoh utama, Guru Isa dan Hazil. Dalam novel tersebut diceritakan bila Guru Isa seorang guru teladan namun selalu merasa ketakutan. Sementara Hazil, sahabatnya seorang gerilyawan gagah menghadapi perang dan bertempur dengan berani.
Mochtar Lubis sekali lagi memperlihatkan kemampuannya sebagai seorang penulis dengan menyoroti kondisi Indonesia di masa revolusi. Novel diterbitkan pada 1952 ini mendapatkan banyak ulasan baik bahkan disebut-sebut sebagai salah satu karya terbaik Lubis.
4. Maut dan Cinta

Mochtar Lubis menyelesaikan novel satu ini pada 1973, lalu diterbitkan Pustaka Jaya tahun 1977. Maut dan Cinta bercerita tentang tokoh utama bernama Sadeli, seorang perwira yang ditugaskan menjadi intelijen karena kemampuan dan kepintarannya dalam berbahasa asing.
Pembaca akan dibawa masuk ke dalam cerita mengenai perjuangan, cinta, dan petualangan masa revolusi Indonesia.
Pesan disampaikan Lubis lewat bukunya ini bahkan sampai membuat Maut dan Cinta terpilih sebagai novel terbaik tahun 1979. (sam)
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Karya Sastra Klasik Indonesia Mulai Diterjemahkan ke Bahasa Asing, Fadli: Ini A Little Too Late

'Bunga Besi' Tida Wilson Hadirkan Panggung Puisi, Musik Eksperimental, dan Pameran Visual

Peluncuran Bunga Besi: Perayaan Sastra Visual dan Kolaborasi Lintas Disiplin

Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Denny JA Sama-Sama Berpengaruh di Mata AI

Mengetahui Arti Epilog, Bagian Penting dari Karya Sastra

Mengintip Pameran Sastra Jakarta 2024 di Galeri HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta

Paduan Sastra dan Keroncong Menghibur Hati yang Kosong

DKJ Umumkan Para Pemenang Sayembara Novel dan Manuskrip Puisi 2023
Pasar Beringharjo Jadi Tempat Festival Sastra Yogyakarta 2022

JILF 2022 Gabungkan Sastra dengan Kota Jakarta
