Perhatikan Kualitas Tidur untuk Cegah Kondisi Neuropati Periferal Diabetik


Diskusi 'Neuropati Perifer (PN) & Kekurangan Vitamin B dalam Diabetes & Pra-Diabetes'. (MP/Tika Ayu)
MerahPutih.com - Dokter spesialis endokrin Bien Matawaran asal Filipina menekankan pentingnya menjaga ritme sirkandia alias tidur berkualitas baik. Menurutnya, kondisi tidur mempengaruhi risiko kejadian Neuropati Periferal Diabetik atau kerusakan pada sistem saraf perifer.
Dalam diskusi yang dilakukan secara luring dan daring di Manila, Rabu (27/11), untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia 2024, disebutkan bahwa diabetes melitu tipe 2 adalah penyebab utama Neuropati Periferal (PN), dengan prevalensi yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penderita diabetes.
Ia mengungkapkan bahwa di Asia Tenggara, beberapa negara prevalensinya diabetes dengan Neuropati Periferal Diabetik mencapai hampir 60 persen. Sebuah studi di Filipina pada tahun 2000, kata Bien, melalui proyek Diabcare-Asia melibatkan 2.708 pasien di pusat diabetes, melaporkan prevalensi 42 persen untuk Neuropati Diabetik.
Adapun korelasi kualitas tidur terhadap peningkatan risiko Neuropati Periferal Diabetik, berdasarkan kajian medis, menyatakan bahwa kondisi orang yang suka bergadang meningkatkan risiko diabetes.
Baca juga:
Kopi dan Teh, Minuman Berkafein untuk Cegah Penyakit Jantung dan Diabetes
Artinya ketika seseorang kerap begadang maka ia berisiko mengalami sakit diabetes. Jika mengalami diabetes maka ia tak lepas dari risiko Neuropati Periferal Diabetik.
Menariknya, studi yang diungkapkan dalam diskusi 'Neuropati Perifer (PN) & Kekurangan Vitamin B dalam Diabetes & Pra-Diabetes' bahwa kondisi Neuropati Periferal Diabetik bisa terjadi pada seseorang pada masa pra-diabetes. Dimana diperkirakan 1 dari 10 orang sudah menderita Neuropati Periferal (PN).
"Seperti yang kita tahu nilai penting dari tidur. Pentingnya sleep hygine. Kalau kita telalu lebih banyak dan terlalu sedikit (tidur) itu akan mempengaruhi gula darah. Jadi penting juga untuk memperhatikan bagaimana pola makan, 6-8 jam sebelum tidur untuk pastikan gula darah lebih baik. Tentu untuk membuat menghindari kejadian komplikasi. Jadi ini semua sangat penting," kata Bien menjawab pertanyaan Merahputih.com via Zoom, Rabu (27/11).
Bien pun menekankan bahwa perlunya pemeriksaan dini ketika merasakan gejala-gejala Neuropati Periferal.
“Sering kali, orang tidak menyadari bahwa mereka berisiko karena faktor risiko tidak terlihat jelas. Oleh karena itu, sangat penting untuk mewaspadai gejala dan melakukan pemeriksaan dini,” kata dia. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Rutinitas Sebelum Tidur untuk Anak, Kunci Tidur Nyenyak dan Perkembangan Optimal

Perang Lawan Insomnia Pasca Libur: Tips Ampuh Kembalikan Jam Biologis Tubuh!

Lebaran Aman Bagi Penderita Diabetes: Tips Jitu Jaga Kesehatan Saat Mudik 2025

Apakah Benar Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah?

Dokter Sarankan Makanan Manis Alami untuk Jaga Gula Darah Anak Diabetes Saat Puasa

Vitamin B Neurotropik Efektif Bantu Atasi Masalah Neuropati Periferal Diabetik

Masuk 10 Besar Dunia, Indonesia Catatkan Kasus Diabetes Tertinggi di Asia Tenggara

3 Pilar Pencegahan Diabetes yang Kerap Terabaikan

Perhatikan Kualitas Tidur untuk Cegah Kondisi Neuropati Periferal Diabetik

IDAI Ajak Orang Tua Jadi Role Model dalam Konsumsi Gula hingga Aktivitas Fisik
