Vitamin B Neurotropik Efektif Bantu Atasi Masalah Neuropati Periferal Diabetik


Ilustrasi multivitamin. (foto: pexels/pixabay)
Merahputih.com - Data studi menunjukan persentase penderita penyakit saraf Neuropati Periferal Diabetik cukup tinggi. Dimana dalam lingkungan masyarakat 1 dari 10 pra-diabetes, sudah menderita Neuropati Periferal (PN). Masalahnya kondisinya kerap tidal terdeteksi lebih dini.
Dalam diskusi peringatan Hari Diabetes Sedunia 2024 bertajuk 'Neuropati Perifer (PN) & Kekurangan Vitamin B dalam Diabetes & Pra-Diabetes' disebutkan, Neuropati Periferal (PN) dikaitkan dengan gangguan mobilitas fungsional dan gejala motorik dan sensorik jadi terganggu. Gejala-gejala ini secara signifikan memperburuk kualitas hidup pasien.
Biasanya gejala yang kerap dirasakan penderita Neuropati Periferal Diabetik seperti kesemutan, sensasi nyeri, mati rasa, hingga parestesia. Pada tahap lebih lanjut, Neuropati Periferal Diabetik yang tak diobati sampai menggangu pada tidur, kecemasan, depresi, kemampuan berolahraga, dan pekerjaan.
Baca juga:
Ahli Neurologi di Departemen Neurologi, Rumah Sakit Bethesda, Rizaldy Pinzon menjelaskan perawatan bagi pasien penderita Neuropati Periferal Diabetik dapat dikombinasikan dengan pemenuhan dosis tetap Vitamin B Neurotropik (B1, B6, dan B12) efektif dalam meredakan berbagai gejala Neuropati Periferal.
"Peningkatan lebih dari 50 persen hingga 80 persen diamati pada gejala seperti nyeri tusuk, nyeri terbakar, parestesia, dan mati rasa, serta secara signifikan meningkatkan kualitas hidup konsumen dengan Neuropati Periferal ringan hingga sedang.” kata dia.
Baca juga:
Masuk 10 Besar Dunia, Indonesia Catatkan Kasus Diabetes Tertinggi di Asia Tenggara
Dari penjelasan Rizaldy lebih detail, efektivitas pemenuhan vitamin B terhadap Neuropati Periferal Diabetik selama 34 hari menghasilkan kinerja penuruan gejala seperti tersentrum hingga 67.7 persen, rasa terbakar hingga 83.6 persen, mati rasa 53,2 persen.
Di mana hasil pengobatan ini berujung perbaikan kualitas hidup penderitanya. Mulai dari penghematan biaya pengobatan, peningkatan kualitas naik signifikan, pengobatan jangka panjang lebih efektif. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
