Perempuan dan Laki-Laki Alami Gejala Serangan Jantung Berbeda


Gejala serangan jantung bervariasi pada perermpuan dan laki-laki. (Foto: Unsplash/Robina Weermejier)
MerahPutih.com - Penyakit jantung masih menjadi 'pembunuh' nomor satu bagi perempuan dan laki-laki di dunia. Setiap harinya, selama 40 detik dapat dipastikan ada seseorang yang terkena serangan jantung, dan penyakit membunuh tanpa membedakan gender. Meski demikian, gejala serangan jantung yang dialami perempuan dan laki-laki berbeda.
Dilansir Medical Daily, Senin (26/2), serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tiba-tiba berkurang atau terputus akibat adanya penumpukan lemak (plak), kolesterol dan zat lainnya.
Chief Medical Officer for Prevention for the American Heart Association Dr. Eduardo Sancez mengatakan, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis dan memahami tanda-tanda gejala untuk meminimalkan perburukan kondisi.
Hal yang tak kalah penting, adalah untuk memahami bagaimana gejalanya yang bervariasi pada perempuan dan laki-laki.
Baca juga:
Pada umumnya, ketika laki-laki terkena serangan jantung, gejala yang dirasakan antara lain nyeri dada seperti tertekan, nyeri pada rahang, leher, punggung, mual atau muntah dan sesak nafas.
Gejalanya berbeda dengan perempuan yang kebanyakan mengalami serangan jantung tanpa merasakan nyeri dada. Banyak laporan mengatakan, perempuan cenderung merasa nyeri leher, punggung, bahu, rahang, sesak nafas, nyeri di lengan, berkeringat, mual, muntah dan pusing.
Lainnya, mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit perut, gangguan pencernaan, mulas, dan kelelahan ekstrem bahkan beberapa minggu sebelum terkena serangan jantung.
Timbulnya gejala nyeri di dada saat serangan jantung, biasanya terjadi secara terus menerus. Namun sulit untuk mengetahui apakah itu berkaitan dengan jantung atau penyebab lain. Intensitas sakitnya mungkin akan berbeda-beda tiap individu.
Tapi bagi sebagian orang hanya berupa rasa tidak nyaman yang ringan di dada, sementara bagi yang lain akan sangat menyiksa.
Baca juga:
Lebih lanjut berdasarkan studi di 2003 menyatakan sekitar 80 persen wanita terkena serangan jantung, mengalami satu gejala setidaknya empat minggu sebelum merasakan serangan jantung.
Sayangnya, mereka cenderung mengabaikan gejala tersebut karena mengira gejalanya tidak mengancam jiwa dan tidak berhubungan dengan jantung.
Misalnya, seperti flu, stres dan timbul perasaan cemas. Walaupun nyeri dada adalah awal mula dari serangan jantung, penyakit itu bisa dikaitkan dengan kondisi seperti pankreatitis, pneumonia atau serangan panik.
Penting untuk dipahami bahwa hanya 20 persen kasus nyeri dada yang diidentifikasi sebagai serangan jantung.
Oleh karena itu, disarankan agar segera menghubungi pihak medis, jika seseorang mengalami nyeri dada yang baru atau tanpa sebab terutama jika disertai dengan gejala-gejala lain. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
