Perang Rusia Ukraina Bikin APBN Tertekan


Eksplorasi minyak lepas pantai. (ANTARA/REUTERS/Henry Romero (Reuters)
MerahPutih.com - Perang yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina, lambat laun akan berdampak pada Indonesia.
Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan tertekan karena harga komoditas dunia terkerek naik menjauh dari asumsi APBN, yang sudah diterapkan pemerintah dan DPR.
Baca Juga:
Bulgaria Minta Uni Eropa Tanggung Bersama Biaya Pengungsi Ukraina
Tercatat, harga minyak dunia dalam asumsi APBN hanya ditetapkan sebesar USD 63 per barel. Padahal hingga 7 Maret 2022, harga minyak Brent sudah ditransaksikan seharga USD 128,76 dolar AS per barel.
Ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Agus Herta mengatakan, kenaikan harga minyak dan gas dunia ini akan memberatkan APBN karena subsidi energi diperkirakan akan naik, terutama subsidi untuk LPG 3 kg dan subsidi listrik.
Ia menegaskan, kenaikan harga gas dunia akan meningkatkan harga gas non subsidi sehingga banyak masyarakat yang sebelumnya mengkonsumsi gas non subsidi akan beralih pada LPG 3 kg yang ujungnya bikin subsidi membengkak.
"Subsidi listrik untuk masyarakat menengah bawah juga akan meningkat seiring naiknya harga minyak dunia, karena sebagian produksi listrik di Indonesia masih menggunakan solar dan batubara sebagai bahan bakar mesin pembangkit listriknya," terang Agus.
Ia memperkirakan, utang pemerintah juga akan mengalami tekanan seiring dengan peningkatan pengeluaran untuk subsidi dan pembangunan infrastruktur.

"Langkah realokasi dan refocusing anggaran dinilai tidak akan cukup di tengah masih tingginya pembiayaan untuk penanggulangan pandemi dan pemulihan ekonomi," ucapnya.
Ia menegaskan, volatilitas nilai tukar yang tidak terlalu liar di tengah konflik Rusia-Ukraina mengurangi tekanan terhadap nilai utang pemerintah.
"Di tengah perang Rusia-Ukraina, volatilitas pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak seekstrim volatilitas harga minyak bumi," katanya.
Dalam APBN 2022, pemerintah bersama DPR telah menetapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sebesar Rp 14.350 per dolar AS. Sampai dengan 7 Maret 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di kisaran Rp 14.380 per dolar AS. (Asp)
Baca Juga:
Rusia Mangkir Sidang Perdana Mahkamah Internasional Tuduhan Genosida di Ukraina
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Legislator Minta Anggaran Kesehatan RAPBN 2026 Wajib Berorientasi pada Kebutuhan Rakyat

Prabowo: Efisiensi Anggaran Jangan Diartikan Potong Transfer Daerah

DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?

Prabowo Pasang Target Ambisius 5,4 Persen, Puan Maharani Buka-bukaan Soal Langkah DPR Bahas APBN 2026

Pemerintah Bakal Tetapkan Beras Subsidi Jadi Satu Harga Biar Tidak Disalahgunakan Swasta

Belanja Negara Tahun 2026 Tembus Rp 3.700 Triliun! Prabowo Pastikan Efisiensi Anggaran Tetap Berlangsung

Polisi Usut Beras Oplosan, Kejagung Usut Penyimpangan Subsidi Beras

Banggar DPR Ketok Palu Target APBN 2026, Kedaulatan Pangan dan Energi Jadi Prioritas

DPR dan Pemerintah Sahkan Postur RAPBN dan RKP 2026, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok Paling Tinggi 5,8 Persen

Raker Menkeu, Kepala Bappenas, Gubernur BI dengan Banggar DPR Bahas Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2026
