Perajin Tenun Gedogan Khas Indramayu Tinggal Empat Orang

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Senin, 20 Maret 2017
Perajin Tenun Gedogan Khas Indramayu Tinggal Empat Orang

Perajin tenun gedogan yang tersisa di Inramayu (MP/Mauritz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Tenun gedogan adalah salah satu karya tenun khas Indramayu, Jawa Barat. Tenun gedogan memiliki corak, warna, serta motif yang beragam. Di antaranya adalah motif babaran, suwuk, dan kluwungan.

Namun sayang, seiring perkembangan zaman, perajin yang menggeluti kerajinan tenun ini semakin sedikit. Berdasarkan penelusuran merahputih.com, saat ini hanya ada empat orang perajin tenun gedogan yang masih tersisa. Itu pun usianya sudah tua renta, tidak ada lagi generasi yang menggeluti kerajinan ini.

Salah satunya adalah Nenek Sunarsih. Meskipun usianya sudah tua, saat merahputih.com mendatangi tempat pembuatan tenun gedogan, Senin (20/3), Nenek Sunarsih bersama tiga rekannya, masih terlihat cekatan memasukkan dan mengeluarkan kayu di antara celah bentangan benang tenun gedogan. Kedua tangannya tampak piawai menarik kayu sisir tenun untuk merapatkan helai demi helai benang hingga menjadi kain tenun.

"Kain tenun Indramayu sudah lama sekali dari zaman nenek moyang saya sudah ada. Saya sendiri lupa tahun berapa tenun gedogan sudah ada di sini," kata Nenek Sunarsih.

Tidak banyak orang tahu memang jika ternyata Kabupaten Indramayu memiliki kerajinan khas kain tenun gedogan. Dari buah karya keempat nenek-nenek ini, tampak corak dan warna yang beragam itu menghasilkan motif kain yang khas.

Masing-masing motif kain tentun gedogan memiliki kegunaan yang berbeda-berbeda. Motif Babaran, misalnya, ini bisa digunakan untuk keseharian, atau fashion sehari-hari. Sedangkan motif Suwuk, digunakan khusus ibu rumah tangga , biasanya untuk menggendong anak yang masih bayi. Sementara motif Kluwungan, digunakan dalam acara tradisi desa, serta penutup badan bagi warga yang meninggal.

Perajin tenun gedogan yang tersisa di Inramayu (MP/Mauritz)

Masing-masing jenis kain tenun gedogan tersebut, corak dan tingkat kekencangan benang saat ditenun menjadi ciri khas. Satu kain tenun dengan benang yang sama memiliki ukuran 3 meter x 50 cm.

"Sekarang tinggal empat orang dan yang paling muda usianya 57 tahun. Kita tidak bisa produksi banyak karena tenaga sudah tua," sebut nenek asal Desa Junti Kebin Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu ini.

Ia juga mengungkapkan, keterbatasan tenaga dan tidak adanya masyarakat yang mau belajar menjadi penenun, membuat tenun gedogan khas Indramayu ini terancam punah.

Ditanya soal penghasilan dari hasil menenun, Sunarsih mengaku, dalam satu bulan rata-rata mendapatkan penghasilan Rp 600ribu. "Karena satu minggu satu kain. Kita tidak bisa melayani pesanan banyak dengan tepat waktu karena tenaga kita sudah tua," katanya.

Meski pesanan banyak, Sunarih mengaku tidak terlalu memikirkan hal itu. Bagi dia, menjaga stamina lebih penting untuk mengisi aktivitas lain selain menenun, yaitu bermain dengan cucu dan pergi ke sawah.

Ia juga mengaku khawatir tenun gedongan khas Indramayu akan punah dan tak memiliki generasi penerus. Sebab, hingga saat ini, keempat penenun belum berhasil mencetak generasi penerus kain tenun gedogan.

"Pernah ada yang belajar tapi mereka tidak sabar akhirnya pergi begitu saja. Generasi sekarang kurang memiliki daya tarik terhadap tenun," tutup Sunarih, seraya menuturkan jika pemerintah setempat hanya mengajak penenun ke dalam acara pameran atau promosi potensi daerah saja.

Artikel ini berdasarkan liputan Mauritz, kontributormerahputih.com yang bertugas di wilayah Cirebon, Indramayu, Kuningan dan sekitarnya.

#Tradisi Unik #Tenun Ikat Sumba #Pulau Biawak Indramayu
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Lifestyle
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Aksi ini digelar setelah pemerintah daerah di Korea menggelar kembali turnamen adu banteng meskipun ada kekhawatiran terkait dengan wabah penyakit kaki dan mulut baru-baru ini.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Tradisi
Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo
Asal usul tarian pemanggil hujan Gundala-Gundala dari Karo.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 06 September 2024
Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo
Tradisi
Lomba Dayung Jukung, Tradisi Unik 17 Agustusan di Kalimantan Selatan
Jukung adalah perahu tradisional suku Banjar, digunakan untuk transportasi, perdagangan, dan menangkap ikan di sungai, danau, serta rawa.
Frengky Aruan - Rabu, 14 Agustus 2024
Lomba Dayung Jukung, Tradisi Unik 17 Agustusan di Kalimantan Selatan
Berita
3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha
Tradisi unik merayakan momen Idul Adha ternyata banyak di Indonesia.
Frengky Aruan - Jumat, 14 Juni 2024
3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha
Fun
Mengenal Makna Tradisi Imlek 'Yu Sheng'
Setiap unsur dalam Yu Sheng memiliki simbolisme tersendiri.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 08 Februari 2024
Mengenal Makna Tradisi Imlek 'Yu Sheng'
Fun
Tradisi Unik di Berbagai Negara untuk Sambut Tahun Baru 2024
Delapan tradisi unik di berbagai negara dalam menyambut tahun baru 2024.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 26 Desember 2023
Tradisi Unik di Berbagai Negara untuk Sambut Tahun Baru 2024
Fun
Jaga Kesehatan Fisik dan Mental dengan Tradisi ala Eropa
Tak seperti bayanganmu soal teknologi majunya, benua biru ini ternyata lebih suka memakai cara alami untuk merawat kesehatan diri
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 29 November 2022
Jaga Kesehatan Fisik dan Mental dengan Tradisi ala Eropa
Bagikan