Penunjukan Agus Rahardjo sebagai Penasehat Kapolri Dinilai Cuma Buang-buang Anggaran


Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Foto: MP/Kanu
MerahPutih.com - Pengamat Kepolisian Neta S Pane menilai masuknya eks Ketua KPK Agus Rahardjo sebagai penasihat Kapolri bisa menimbulkan 'kegemukan' birokrasi.
Neta mengatakan, Kapolri Jenderal Idham Azis mengangkat 17 penasehat ahli terdiri dari berbagai kalangan ahli yang terhitung jumlah banyak belum lagi staf ahli dari internal Polri.
Baca Juga
Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri
"Saya melihat pengangkatan begitu banyak penasehat ahli seakan menunjukkan Idham sebagai Kapolri hendak show offorce bahwa dirinya didukung begitu banyak pakar," kata Neta kepada Merahputih.com di Jakarta, Jumat (25/1).
Neta melanjutkan, dalam masa tugas Idham yang tinggal setahun lagi, sejauh mana ke 17 penasehat ahli itu bisa bekerja efektif membantu Idham. Apalagi, Selama ini keberadaan penasehat ahli di lingkungan Kapolri lebih banyak sebagai pajangan.
Sebab, di internal polri sendiri sebenarnya sudah cukup banyak staf ahli Kapolri, yang terdiri dari jenderal bintang satu dan dua.
"Selain itu di lingkungan polri sendiri ada enam jenderal bintang tiga. Sehingga keberadaan 17 Penasihat ahli Kapolri itu bisa membuat tumpang tindihnya kinerja di polri, terutama dgn staf Kapolri yang berpangkat jenderal bintang tiga, dua dan satu," kata Neta.

"Bukan mustahil mereka akan bertanya, apa sesungguhnya pekerjaan mereka sekarang ini dengan keberadaan begitu banyaknya Penasehat Ahli Kapolri," tambah Neta.
Presdium Indonesia Police Watch ini berpandangan, dengan begitu banyak penasehat ahli Kapolri dapat membuat opini bahwa para jendral polri yang selama ini bekerja sesuai tupoksi ternyata tidak dipercaya.
"Banyaknya penasehat ahli ini juga makin menunjukkan bahwa polri sekarang ini lbh doyan membuat organisasinya menjadi obesitas, ketimbang membuat organisasj yg ramping, efisien dan efektif," ungkap Neta.
Akibat makin obesitasnya organisasinya, semangat polri ini terlihat tidak sejalan dgn semangat Presiden Jokowi.
"Padahal Presiden selalu mengatakan akan menghapus sejumlah posisi eselon agar pemerintahan efisien dan efektif," imbuh Neta.
Baca Juga
Pemilihan Agus Rahardjo Jadi Penasihat Kapolri Demi Bersih-Bersih di Korps Bhayangkara?
Sebelumnya, Polri menyebut Agus Rahardjo dipilih jadi penasihat Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis lantaran cakap dalam bidang pemberantasan korupsi.
Maka dari itu, Agus dipilih jadi penasihat Kapolri bidang penanganan korupsi. Penunjukkan Agus tercantum dalam Keputusan Kapolri Nomor: Kep/117/I/2020 tentang Pengukuhan, Pemberhentian dari, dan Pengangkatan Salam Jabatan Penasihat Ahli Kapolri. Surat itu tertanggal 21 Januari 2020. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Moeldoko Curiga Ada Motif Politik Di Balik Pernyataan Agus Rahardjo

Ketua Komisi III Sebut Pernyataan Agus Rahardjo soal Kasus e-KTP Kedaluwarsa

PSI Desak Eks Ketua KPK Agus Rahardjo Buktikan Pernyataanya Soal Kasus E-KTP
