Pentingnya Perhatikan Label Kandungan Makanan Olahan Ultra


(Foto: Unsplash/Alex Lvrs)
MerahPutih.com - Makanan olahan ultra atau ultra process food (UPF) mengandung zat aditif dan mengalami perubahan signifikan dari keadaan alaminya. Makanan tersebut cenderung padat energi, miskin nutrisi, dan sering kali memiliki masa simpan yang lama.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bahan terkandung pada makanan olahan ultra. Sebab terlalu banyak mengonsumsinya dapat meningkatkan risiko terkena sejumlah penyakit, seperti jantung.
"Sebagai ahli gizi, kami lebih suka berbicara tentang makanan dan nutrisi yang sebenarnya serta mengajarkan orang cara membaca label dan apa yang harus diperhatikan, daripada berfokus pada kategori yang luas dan menyeluruh," kata Caroline Passerrello, ahli gizi terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, dikutip dari Fortune Well, Kamis (28/11).
Sering kali, makanan tertentu mungkin tidak bisa langsung dipastikan aman atau tidak. Ada sejumlah kandungan yang sebenarnya tak aman bagi tubuh, sehingga kamu harus memahami apa saja bahan-bahan berbahaya pada makanan dan minuman kemasan UPF.
Baca juga:
Pengidap Darah Tinggi Disarankan untuk Tidak Konsumsi Makanan Olahan Berlebihan
"Diperlukan edukasi dan membaca label serta mengetahui apa yang harus diperhatikan dan apa yang tidak boleh diperhatikan," imbuhnya.
Passerrello mengatakan, amat penting untuk mertimbangkan tingkat pengolahan makanan, kepadatan nutrisi makanan secara keseluruhan, dan pola makan secara keseluruhan. Misalnya kue dan soda kemasan padat energi tetapi tidak memiliki nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita. Meskipun dapat memberikan sejumlah energi dan kalori, mereka tidak menyediakan vitamin atau mineral untuk tubuh.
Mengonsumsi makanan berkalori namun tak bernutrisi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dari waktu ke waktu, serta penambahan berat badan tidak diinginkan.
“Cara tubuh kita merespons kalori dan nutrisi berbeda-beda, tergantung pada usia, tingkat aktivitas, dan pola makan kita secara keseluruhan,” katanya.
Baca juga:
Perempuan dan Laki-Laki Alami Gejala Serangan Jantung Berbeda
Alasan lain untuk mengurangi konsumsi makanan olahan ialah itu berkaitan dengan fungsi kognitif seseorang. Temuan terbaru dari Columbia University Mailman School of Public Health dan Robert N. Butler Columbia Aging Center menunjukkan bahwa mengikuti diet yang lebih sehat dapat memperlambat proses penuaan dan mengurangi kemungkinan terkena demensia. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
