Pentingnya Mendampingi Orang dengan Diabetes di Masa Pandemi


Pentingnya dukungan untuk diabetesi dari keluarga. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
DIDIAGNOSIS menyandang diabetes bisa menjadi beban pikiran bagi setiap orang. Ada risiko komplikasi yang bisa terjadi kapanpun pada diabetesi (penyandang diabetes). Diabetesi akan cenderung memikirkan kemungkinan terjadinya komplikasi yang bisa berdampak fatal seperti kelumpuhan, kebutaan, bahkan meninggal dunia.
Keluarga, teman dan kerabatlah yang harus mampu mendukung diabetesi secara konsisten untuk terus positif dan menghindari pikiran-pikiran negatif. Orang-orang terdekat diabetesi harus mampu menjaga agar mereka tetap berpikir positif dan memotivasinya untuk hidup sehat, hingga menemaninya jika perlu.
Baca juga:

“Intinya, penyelesaian masalah diabetes perlu berkaitan dengan perubahan perilaku dan membangun sinergi positif antar anggota masyarakat, pemerintah dan tenaga profesional kesehatan," ujar dokter Spesialis Penyakit Dalam Sunspesialis Endokrin-Metabolik-Diabetes, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE.
"Di level keluarga, kita terus mempromosikan peran caregiver, mulai dari manajemen, perawatan, pencegahan dan pendidikan diabetes serta meningkatkan kesadaran akan dampak diabetes pada anggota keluarga lain dan jaringan pendukung mereka yang terdampak,” lanjutnya lagi.
Ia juga mengimbau pentingnya kehadiran komunitas masyarakat sadar diabetes dan keluarga peduli diabetes untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat dalam mengendalikan diabetes.
Dengan prevalensi yang begitu tinggi, maka setiap orang pasti memiliki keluarga atau kerabat yang menderita diabetes, baik yang telah didiagnosis atau bahkan yang belum terdiagnosis.
Baca juga:
Menguatnya peran keluarga sebagai caregiver bagi diabetesi adalah secercah kabar baik di rengah pandemi COVID-19. Penanganan diabetesi di masa pandemi memang mengalami banyak hambatan, baik akibat langsung risiko infeksi COVID-19, maupun akibat tidak langsung dari adanya pembatasan sosial.

Orang lanjut usia dan orang dengan penyakit penyerta seperti penyakit diabetes lebih rentan mengalami risiko komplikasi bila terinfeksi COVID-19.
Menurut data Satgas Penanganan COVID-19, diabetes adalah penyakit penyerta atau komorbid kedua terbanyak di Indonesia. Kehadiran pandemi COVID-19 membuat sejumlah aktivitas manajemen diabetes menjadi terhambat hampir di seluruh Indonesia.
Misalnya senam diabetes, pertemuan-pertemuan edukasi diabetes, bahkan konsultasi tatap muka antara dokter dengan diabetesi juga menjadi hal yang menjadi semakin sulit dilakukan. Di sinilah peran keluarga sebagai caregiver menjadi penentu dalam keberhasilan manajemen diabetes di masa pandemi.
Meskipun dengan panduan dokter yang lebih minim, namun dengan dukungan, bantuan dan pengawasan dari keluarga, diabetesi tetap bisa patuh pada gaya hidup sehat dan mengonsumsi asupan nutrisi untuk diabetes yang memadai. Keluarga juga bisa mengadakan sesi olahraga bersama agar menstimulasi diabetesi untuk tetap aktif bergerak. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
